jpnn.com - YOGYAKARTA - Presiden Joko Widodo dan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menghadiri Pembukaan Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (23/5).
Kegiatan tersebut merupakan sebuah cita-cita yang dijadikan semangat bagi Muhammadiyah untuk diwujudkan dalam kehidupan bangsa dan negara.
BACA JUGA: RPP Pemerintahan Umum Harus Segera Disahkan
Dalam sambutannya, Gubernur Yogyakarta Sultan X menyampaikan selamat datang kepada presiden yang sudi membuka acara konvensi nasional.
Menurut Sultan, pesan kemajuan adalah sesuai dengan pesan KH. Ahmad Dahlan. Pesan yang terucap satu abad yang lalu itu mempunyai makna yang besar. Pesan ini tak hanya buat warga Muhmmadiyah tapi buat semua.
BACA JUGA: Sekretaris MA Klaim Tidak Ditanya Soal Uang Rp 1,7 M di Rumahnya
Kehadiran Presiden Jokowi dalam acara ini dinilai sangat bermakna. “Semoga konvensi dapat menjadi pemantik perubahan mental bagi semua,” ujarnya.
Ketua Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan mengucapkan terima masih di tengah kesibukan sudi hadir di tengah warga Muhammadiyah. “Sesuatu yang membahagiakan kami,” kata Haedar.
BACA JUGA: Hakim Ditangkap, Ketua KY Sambangi KPK
Acara yang digaga, menurutnya, sebuah kesungguhan untuk meletakkan indonesia sebagai pusat kemajuan dunia. Indonesia disebut lahir dengan syarat dinamika. Indonesia adalah anugrah Allah yang patut disyukuri anak negeri.
Dalam kesempatan itu, Joko Widodo mengatakan kita ini selalu terjebak dalam membesarkan masalah dan tidak produktif. Gampang mencemooh, dan gampang mengeluh.
“Oleh karena itu, tantangan seperti itu harus kita selesaikan,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, Indonesia dikatakan dalam urutan keempat dalam soal daya saing di Asean.
Lebih lanjut, Jokowi menekankan pentingnya melaksanakan perombakan baik dalam birokrasi dan aturan. Tercatat, ada 3.000 Perda bermasalah.
“Hal-hal seperti itu harus kita potong sehingga nenjadi cepat karena kita berkompetisi dengan bangsa lain yang telah mendahului kita,” ujar Jokowi.
Jokowi menyebut 3 hal bila ingin mengejar bangsa lain. Yakni mempercepat pembangunan infrastruktur, deregulasi aturan, dan pembangunan sumber daya manusia.(Adv/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... La Nyalla Menang Praperadilan, Jaksa Agung: Tak Ada Jalan Lain...
Redaktur : Tim Redaksi