Sulut Jadi Transit Simpatisan ISIS, Nih Buktinya

Selasa, 14 November 2017 – 08:05 WIB
Ilustrasi borgol. Foto: AFP

jpnn.com, MANADO - Kewaspadan wajib makin ditingkatkan. Terutama di tempat-tempat transit seperti pelabuhan dan bandara. Ini setelah terbukti ada Simpatisan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) berhasil masuk ke Sulut.

Simpatisan yang diketahui asal Lebak, Provinsi Banten, berinisial AM alias Abu Musaf itu diamankan di Pelabuhan Manado, Sabtu (11/10), pukul 09.00 WITA. AM diringkus tim intelijen gabungan Kodam XIII/Merdeka, Lantamal VIII dan Lanudsri Manado.

BACA JUGA: Lubang Berisi 400 Mayat Korban ISIS Ditemukan di Iraq

Diketahui, AM berencana akan menyeberang via Pelabuhan Manado menuju Tahuna, Kabupaten Sangihe. Selanjutnya menuju Marawi, Filipina. Usai ditangkap, AM diamankan di Pangkalan Angkatan Laut.

Menurut Asisten Intelijen Kodam XIII/Merdeka Kolonel Inf Eko Prayitno, informasi awal didapat sejak Jumat pekan lalu.

BACA JUGA: Pakar Bom Asal Malaysia Pimpin ISIS Asia Tenggara

“Kami mendapat informasi ada terduga simpatisan ISIS akan menyeberang ke Marawi, Filipina via Pelabuhan Manado,” ungkapnya.

Pangdam XIII/Merdeka Mayjen Ganip Warsito setelah mendapat informasi tersebut, langsung memerintahkan intelijen bergerak mencari keberadaan AM. “Jumat dia belum kami temukan. Namun, kami sepakat melanjutkan pencarian esok harinya (Sabtu, Red),” lanjut Prayitno.

BACA JUGA: Istri Pimpinan Teroris Maute Akhirnya Dibekuk AFP dan PNP

Saat Sabtu (11/11), pencarian difokuskan ke kapal hingga perahu nelayan yang melintas dan akan berangkat. Ketika petugas berada di salah satu kapal cepat, ada oknum yang gerak-geriknya mencurigakan. Petugas pun memeriksa dan mengamankannya ke Pangkalan Angkatan Laut. Ternyata dia AM, simpatisan ISIS.

“Saat diperiksa sesuai prosedur yang berlaku, personel menemukan bukti-bukti yang cukup, berupa identitas yang bakal dipakai dia ketika berada di Filipina nanti,” beber Prayitno.

Selanjutnya, Minggu (12/11), intelijen gabungan TNI menyerahkan AM ke Direktorat Intelijen Polda Sulut. “Saat di Polda, Brimob juga sudah bergabung,” katanya.

Perjalanan AM cukup panjang untuk tiba di Sulut. Berdasarkan pengakuan AM, dia menggunakan transportasi laut.

“Awalnya dia naik kapal dari Lebak, Banten menuju ke Makassar. Dari Makassar dia kembali naik kapal menuju Pelabuhan Bitung. Tiba di Bitung, dia melanjutkan perjalanan dengan angkutan darat menuju Pelabuhan Manado. Belum sempat menginjak Tahuna, dia sudah diamankan intelijen,” jelasnya.

Terpisah, Kapolda Sulut Irjen Pol Bambang Waskito, saat dikonfirmasi menyebutkan AM sudah diamankan. “AM ini simpatisan. Dia hanya kenal seseorang di Filipina sana. Mau diajak jihad di sana. Hanya lewat internet saja,” beber Waskito didampingi Kabid Humas Kombes Pol Ibrahim Tompo.

Mantan Kapolda Jawa Barat itu, informasi kedatangan AM datang dari Filipina. Kemudian informasi itu diteruskan ke TNI yang ada di Jakarta dan Sulut.

“Melalui koordinasi tersebut, akhirnya jajaran TNI berhasil menangkapnya. Saat ini AM sudah diserahkan ke Densus Mabes Polri untuk pengembangan,” sebut jenderal bintang dua itu.

Menurut Waskito, Polda Sulut pun masih melakukan Operasi Aman Nusa di daerah perbatasan NKRI (Sangihe, Talaud, Sitaro) dengan Filipina. “Personel Polri juga sudah ditambah untuk mengantisipasi masuknya kelompok teroris pasca kejadian Marawi, Filipina,” tandasnya.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto membenarkan jika AM sudah diamankan Tim Densus 88 Antiteror.

“AM akan bergabung dengan kelompok ISIS di Marawi. Dia juga mengakui bahwa dia merupakan simpatisan ISIS,” kata Wasisto dikutip dari akun facebook resmi Divisi Humas Mabes Polri.

“Saat ini AM sudah sampai ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut,” tandas Wasisto, mantan Kapolsek Bitung Tengah (sekarang Polsek Maesa).

Penangkapan, terduga simpatisan ISIS di Manado mendapat perhatian pengamat terorisme Marlon Kansil, dari Pusat Riset Ilmu Kepolisian dan Kajian Terorisme Universitas Indonesia (UI).

“Keamanan dan ketertiban adalah tanggung jawab bersama. Karena aparat tidak akan mampu menghadapi para simpatisan yang setiap waktu bertambah jumlahnya. Ini akibat situasi dan kondisi yang mendukung seseorang menjadi simpatisan ISIS,” bebernya semalam.

Menurut Kansil, sudah saatnya masyarakat bersama aparat melakukan mapalus keamanan dan ketertiban.

“Nilai-nilai mapalus di kalangan generasi muda untuk berantas radikalisme perlu dihidupkan,” sebutnya.

Dia mengimbau kepolisian terus merangkul masyarakat untuk kerja sama. Termasuk melatih masyarakat dengan sistem keamanan pertahanan terpadu.

“Mengajak dan membuat standar of procedure (SOP). Seperti siskamling mesti diaktifkan kembali. Perkuat lagi self secure dan self defence di tengah masyarakat. Itu adalah cara terbaik aparat untuk menindak terorisme yang sudah mulai masuk di Sulut,” tandas Kansil.

Ia menambahkan tantangan utama penanganan terorisme saat ini hanya terletak pada undang-undang terorisme yang sampai saat ini belum jelas.

Sebelumnya, Komandan Pangkalan Udara Sam Ratulangi (Danlanudsri) Manado Kolonel Pnb Arifaini Nur Dwiyanto mengatakan, saat ini yang patut diwaspadai cara kerja ISIS. Katanya, saat ini ISIS bekerja dengan merusak pikiran. “Dirusak dan kemudian di brain wash atau cuci otak,” ungkapnya.

Bagaimana cara mengenalinya? Salah satu pengujian yang paling simple adalah ketika ada tragedi bom. “Kenali dan identifikasi potensi benih sel tidur ISIS, yaitu orang-orang dengan ciri membuat opini bahwa teror bom adalah rekayasa. Kedua membuat opini bahwa pemberantasan teror adalah stigmatisasi umat Islam. Ketiga membuat opini bahwa teror bom itu satu paket dengan kriminalisasi ulama,” bebernya.

Menurut Dwiyanto, itulah benih dari sel tidur ISIS. Sehingga, pola pikir yang keliru dan mulai kena racun, harus segera diluruskan.(JPG/mp//jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku Teror Manhattan Menyesal Korban Cuma Sedikit


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
ISIS   Marawi   Filipina  

Terpopuler