jpnn.com - Sumajianto, 47, warga Dusun Balor, Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jatim, hanyut di sungai Jumat (1/9) saat mencuci jeroan kambing di sungai Brantas.
Dia hendak membagi-bagikan daging kurban kepada tetangga. Niat baik itu belum terlaksana karena dia terseret derasnya arus sungai. Jasadnya ditemukan di Ngadirejo, Kediri, Minggu (3/9) pukul 07.30 WIB.
BACA JUGA: Hamdalah, Basarnas Temukan Jenazah Korban di Dasar Danau Toba
MEIDIAN DONA DONI - Tulungagung
Kabar hilangnya Sumajianto yang hanyut di sungai ketika mencuci jeroan daging kurban mendapat perhatian masyarakat di Desa Boro.
BACA JUGA: Sebelum Diterjang Ombak Danau Toba, Korban Sempat Teriak Minta Tolong
Buktinya, Sabtu (2/9) ketika wartawan Jawa Pos Radar Tulungagung melintas Sungai Brantas TKP Sumajianto, masih banyak warga berkerumun di sekitar sungai itu. Bahkan, warga dari luar desa juga bersliweran menuju ke sungai Brantas tersebut.
Untuk menuju rumah keluarga Sumajianto, wartawan Jawa Pos Radar Tulungagung harus melewati jalan desa berpaving dengan debu bertebaran, karena saking banyaknya warga berlalu-lalang.
BACA JUGA: Hamdalah, Dua Kakak Beradik yang Terseret Ombak Berhasil Diselamatkan
Jarak dari TKP ke rumah Sumajianto tidak terlalu jauh. Diperkirakan hanya memakan waktu lima menit.
Begitu memasuki Dusun Balor, terlihat rumah bercat putih tampak berbeda dengan rumah lainnya. Di halaman depan rumah tersebut diberi tikar dan terlihat perempuan setengah baya yang sedang menangis dikelilingi tetangga yang mencoba untuk menenangkannya.
Ternyata perempuan tersebut adalah Susanti, istri Sumajianto. Ketika wartawan menghampiri, istri Sumajianto menyuruh adiknya untuk menemui.
“ Saya adik ipar dari Pak Maji (sapaan Sumajianto). Kakak saya masih tak bisa ditanyai tentang kejadian suaminya yang hanyut. Dia masih trauma dan sedih saat ini,” ungkap Suyati.
Menurut dia, keluarga tak mempunyai firasat apapun sebelum ditinggal pergi selamanya oleh Sumajianto. Sebab sebelum kejadian, Sumajianto tak menunjukkan perubahan tingkah laku yang aneh.
Malah terlihat bahagia dengan bergurau dengan saudaranya dan juga keponak-keponakannya yang kebetulan berkumpul di rumahnya dalam rangka liburan Iduladha.
“Saat menyembelih kambing, Pak Maji malah menjahili saya dengan melempar jerohan kambing ke arah saya dan saya marah kepadanya,” ucapnya.
Dia memaparkan, Maji, adalah seorang sosok ramah dan dermawan. Maji tak pernah keberatan membantu temannya atau tetangganya yang sedang membutuhkan bantuan.
Ketika memiliki rezeki, tak lupa memberi entah barang ataupun uang kepada tetangganya. “ Ya itulah mengapa Pak Maji sangat dikenal warga di sini padahal bukan orang asli sini. Dia itu asli Kecamatan Sendang dan baru pindah ke sini baru tiga tahun. Karena dia itu ringan tangan ketika ada yang butuh bantuan dia langsung membantu,” jelasnya.
Pada waktu kejadian pun, menurut Suyati, Sumajianto berkeinginan untuk cepat membagikan daging yang habis disembelih kepada tetangganya.
Hal itu membuatnya terburu-buru ingin segera mencuci jeroaan kambing yang masih kotor. Kala itu almarhum berinisiatif mencuci ke Sungai Brantas yang alirannya deras sehingga kotoran yang menempel di kambing cepat dibersihkan.
“Waktu itu saya lihat seperti terburu-buru pergi ke sungai. Pak Maji hanya membawa jeroan dalam karung dan sepeda motornya. Ya itu mungkin dia ingin cepat membagi daging kurban kepada tetangga,” paparnya.
Bukti Sumajianto sangat disukai warga desa, terlihat dari aksi peduli yang dilakukan warga. Dari malam hingga pagi dilakukan pencarian keliling pinggiran sungai yang dipenuhi semak belukar dan bambu yang lebat.
“Sejak malam warga desa ronda membawa obor pinggir sungai membunyikan kentungan dan peralatan dapur dengan tujuan mungkin disembunyikan makhluk halus,” katanya. Hingga akhirnya jasadnya ditemukan Minggu pagi. (and)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sering Dibully, Siswi SMA Ini Bunuh Diri dengan Cara Tragis
Redaktur & Reporter : Soetomo