jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih mendesak PSSI, pemerintah, maupun Polri mengakhiri segala bentuk kekerasan dalam sepakbola dengan memberikan sanksi yang berefek jera.
Fikri meminta pelaku kekerasan yang bahkan mengakibatkan korban meninggal dunia harus diberi sanksi tegas.
BACA JUGA: Polisi Beber Peran 8 Pengeroyok Haringga Usai Rekonstruksi
“Hukum keras pelakunya baik pidana maupun administrasi. Klub mesti ikut bertanggung jawab," ujar Fikri, Jumat (28/9).
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) merilis 49 suporter sepakbola di Tanah Air tewas dalam kurun sepuluh tahun terakhir.
BACA JUGA: Polisi: Kalimat Tauhid di Video Pengeroyokan Haringga Editan
Bahkan, survei Save Our Soccer menyebut 70 orang suporter sepakbola nasional tewas sejak 1995.
Sebanyak 21 kasus diakibatkan pengeroyokan oleh pendukung klub lawan, 25 kasus kekerasan fisik atau dipukul benda tumpul dan senjata tajam.
BACA JUGA: Aliansi Santri Polisikan Denny Siregar soal Video di Medsos
Sisanya karena beragam kasus, seperti jatuh dari kendaraan, terkena petasan, terinjak-injak, terjatuh dari tribun, sampai terkena tembakan aparat saat kerusuhan antarsuporter terjadi.
Terakhir adalah kasus yang menimpa Haringga Sirla, suporter Persija Jakarta yang tewas diduga dikeroyok oknum suporter Persib Bandung, Minggu (23/9).
Fikri menyatakan mata rantai kekerasan dalam sepakbola harus diakhiri sekarang juga.
"Korban suporter sepakbola yang tewas ini rata-rata anak muda dan sudah puluhan jiwa melayang. Kita ini mau ciptakan rekor apa?” ujarnya.
Fikri menyebut kondisi ini sudah di luar batas keprihatinan. Menurut dia, mestinya klub ikut bertanggung jawab membina para suporternya.
“Semua pihak tidak boleh menutup mata, apalagi klub yang menjadi pujaan para suporternya,” kata politikus PKS itu.
Fikri menilai sanksi denda yang dikenakan kepada klub oleh Komisi Disiplin PSSI tidak cukup efektif mengakhiri kasus kekerasan suporter. Di samping itu, tidak ada efek jera kepada para pelaku. Perilaku suporter yang beringas dan fanatis berlebihan tetap berlangsung setiap tim kesayangannya tampil.
“Hal ini membuat mata rantai kekerasan tidak pernah ada habisnya di sepakbola kita, bukan besarkan prestasi, malah banyakin korban,” kata Fikri.
Karena itu, Fikri mengatakan sanksi yang dijatuhkan harus memberikan efek jera. Misalnya larangan suporter mendukung timnya dalam waktu lama, pengurangan poin untuk tim, sampai didiskualifikasi dari kompetisi.
Dia juga meminta pemerintah lebih serius dalam upaya penataan olahraga, terutama pelaksanaan event olahraga massal seperti sepakbola. Fikri meminta pemerintah bisa mencontoh bagaimana Inggris yang terkenal dengan pendukung fanatik sepakbolanya, mampu menyediakan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Diminta Kejar Pengedit Video Pengeroyokan Haringga
Redaktur : Tim Redaksi