JAKARTA - Pengamat politik Muhammad Qodari menilai bahwa langkah Golkar untuk segera mengeluarkan surat edaran Ketua Umum dalam rangka penjaringan nama capres/cawapres merupakan antisipasi Golkar jika ternyata harus mengakhiri koalisi dengan Partai DmeokratPasalnya, pada Rapimnas Demokrat baru-baru ini, ternyata Demokrat sudah mengisyaratkan untuk tidakmengulangi duet SBY-JK.
“Isyarat itu tercermin pada pidato Ketua Dewan Pembina Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono
BACA JUGA: Bulog Ngotot Ekspor Beras
Dalam konteks pidato itu pesan yang terkuat adalah yang tidak disampaikan yaitu ketika Yudhoyono tidak menyebut nama Jusuf Kalla sebagai cawapres,” Qodari usai diskusi di pressroom DPR, Selasa (10/2).Direktur Eksekutif Indo Barometer itu menambahlan, kesimpulan seperti itu susah dihindari
BACA JUGA: Berkas Marcella Sudah P-21
Pesan terkuat adalah SBY sedang menghitung calon yang lain,” katanya.Namun demikian Qodari juga menilai bahwa dari beberapa faktor posisi Golkar di mata Demokrat masih krusial
Menurut Qodari, isyarat Demokrat itu merupakan persoalan yang harus dijawab Golkar
BACA JUGA: KPK Kesulitan Cari Jubir
Faktor SBY dan Partai Demokrat, tutur Qodari, termasuk dalam barisan yang perlu dilibatkan dalam menjawab persoalan tersebut“Karena Golkar terikat dengan SBY dan Demokrat, maka jawaban tentang siapa yang akan dicalonkan oleh Golkar, juga dipengaruhi oleh suara-suara yang muncul dari SBY dan Partai Demokrat,” ulasnya(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentalitas Golkar Melemah
Redaktur : Tim Redaksi