jpnn.com - Turki dinilai telah menyimpang dari komitmen dalam proses perdamaian Suriah. Pasalnya, kelompok pemberontak yang didukung oleh Ankara memboikot putaran ketiga pertemuan yang akan dimulai di Kazakhstan pekan ini.
Untuk diketahui bahwa pembicaraan Astana diluncurkan pertama kali pada bulan Januari dengan dukungan dari Rusia dan Iran serta Turki. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan konflik Suriah dan memawa perdamaian di negara tersebut.
BACA JUGA: Tegang, Polisi Mengamuk di Klinik Kejiwaan
"Ketika salah satu dari tiga penjamin melenceng dari komitmen mereka, dan pada kasus ini adalah Turki, ini berarti bahwa Turki harus menjadi salah satu pihak yang ditanya tentang ketidakhadiran dari kelompok-kelompok bersenjata," kata Bashar al Ja'afari, utusan pemerintah Suriah awal pekan ini seperti dimuat Reuters.
Sementara oposisi Suriah mengatakan tidak akan menghadiri pembicaraan karena menilai ada keengganan Rusia untuk mengakhiri serangan udara terhadap warga sipil dan kegagalan untuk memberikan tekanan pada tentara Suriah untuk mematuhi gencatan senjata.
BACA JUGA: Kemenkeu Akui Terduga Pendukung ISIS Eks Pegawainya
Sementra itu Ja'afari mengatakan bahwa perwakilan pemerintah Suriah telah pergi ke Astana untuk menunjukkan keseriusan pemerintah Suriah dalam perundingan. (mel/rmol)
BACA JUGA: Ssttt... Ada Pejabat Kemenkeu Jual Rumah demi Ikut ISIS
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Bidik Sponsor 17 WNI Simpatisan ISIS
Redaktur & Reporter : Adil