jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Depelovment Monitoring menggelar survei Survei Jajak Pendapat Masyarakat Jakarta Terkait Pilihan Kepala Daerah pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Direktur Eksekutive IDM Fahmi Hafel dalam siaran persnya, Jumat (14/4), menuturkan dalam Kuisioner Responden diminta untuk menjawab pertanyaan yaitu “Jika Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dilakukan pada hari ini, siapakah yang akan Anda pilih?”. Dari data jawaban kuisioner yang telah dijawab hanya 1415 responden yang bisa diverifikasi dan berkualitas ,sisanya tidak terisi dan tidak Jelas
BACA JUGA: KH Asad: Pilkada itu Aturannya Pancasila
"Dalam temuan survei terjawab pilihan masyarakat Jakarta yang diwakili oleh 1415 warga Jakarta ,memberikan pilihan pada pasangan Ahok-Djarot sebanyak 40,82%, dan pada pasangan Anies-Sandi sebanyak 52,68%, sedangkan yang tidak menjawab/rahasia sebanyak 6,5%," katanya.
Menurut Fahmi, ketika responden ditanyakan dalam kuisioner terkait konsistensi antara jawaban dalam memilih kedua Paslon nanti saat hari pencoblosan maka diperoleh jawaban sebanyak 58,17% akan tetap memilih Ahok sesuai dengan pilihannya dan sebanyak 41,83% masih akan berpikir ulang. Sedangkan dari yang memilih pasangan Anies-Sandi, para responden akan konsisten dengan memilih Anies-Sandi sebanyak 82,1% dan sebanyak 17,9% responden masih akan berpikir lagi dan merahasiakan kekonsistenannya dalam memilih Anies -Sandi
"Dari hasil survei ini dapat tergambar bahwa elektabilitas Anies-Sandi unggul atas Ahok-Djarot dengan selisih mencapai lebih dari 12%. Hal ini mungkin terjadi karena sebagian besar pemilih Agus-Sylvi dalam putaran pertama cenderung memindahkan dukungan kepada Anies-Sandi," tegasnya.
BACA JUGA: 3000 Anggota SBB Banteng Muda Indonesia Kawal Suara Ahok-Djarot
Perpindahan dukungan dari Agus-Sylvi kepada Anies-Sandi, terang Fahmi, dinilai lebih besar daripada ke Ahok-Djarot, karena pemilih Agus-Sylvi maupun pemilih Anies-Sandi pada putaran pertama sama-sama menginginkan hadirnya pemimpin baru di Jakarta.
Kedua, kata Fahmi, jumlah responden yang mantap dengan pilihannya jauh berbeda antara kedua paslon, yaitu pemilih Ahok-Djarot hanya 58,17% yang mantap dengan pilihannya sedangkan pemilih Anies-Sandi yang mantap dengan pilihannya sebanyak 82,1%.
BACA JUGA: Ikut Wayangan, Bupati Wonogiri Ajak Warganya di DKI Menangkan Ahok-Djarot
"Banyaknya pemilih Ahok yang tidak mantap dengan pilihannya kemungkinan karena kasus hukum yang masih menjerat Ahok. Figur Ahok yang kerap menuai kontroversi juga dinilai menjadi penyebab banyaknya calon pemilih yang belum mantap," paparnya.
Hal tersebut, menurut Fahmi, bertolak belakang dengan pemilih Anies-Sandi yang sudah mantap dengan pilihannya.
"Hal ini terjadi karena pemilihnya banyak yang menginginkan gubernur baru karena tidak puas dengan gubernur saat ini, dan juga program-program yang ditawarkan Anies-Sandi seperti di antaranya OK OCE dan KJP Plus dianggap dapat menjadi solusi permasalahan di Jakarta," pungkasnya.
Survei sendiri dilakukan mulai 4 s/d 11 April 2017 Dengan mengambil sample / responden sebanyak 1421 dari Masyarakat Jakarta yang memiliki Hak pilih pada pilkada DKI Jakarta putaran Ke dua nanti. Sample dipilih secara random di 5 Kota Madya dan 1 Kabupaten di Jakarta dengan mengunakan teknik multistage random sampling mengunakan Margin of error +/- 2,6 % dan tingkat kepercayaan 95%. Wawancara dilakukan melalui tatap muka dengan instrumen kuesioner yang sudah disiapkan para surveyor Indonesia Development Monitoring.(*/)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Sukses: Hanya Tiga Hal Ini yang Bisa Bikin Ahok-Djarot Kalah
Redaktur : Tim Redaksi