Survei: Elektabilitas Golkar dan Demokrat Terus Merosot

Jumat, 12 April 2019 – 23:07 WIB
Bendera Partai Politik. Ilustrasi Foto: Doni Kurniawan/Jawa Pos Group

jpnn.com, JAKARTA - Kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan tecermin pada tingginya elektabilitas paslon pilpres dari kubu petahana. Survei Vox Populi Research Center menunjukkan kepuasan publik meningkat dari 71,3 persen pada bulan Maret menjadi 73,5 persen. Seiring dengan itu elektabilitas Jokowi-Ma’ruf naik dari 54,1 persen menjadi 56,3 persen.

Sementara itu, demi enanggapi jurus kartu sakti Jokowi, paslon penantang Prabowo-Sandi berjanji akan menurunkan harga pangan dan tarif listrik dalam 100 hari pemerintahan. Elektabilitas mereka pun ikut terkerek dari 33,6 persen menjadi 34,9 persen. Undecided voter tersisa tinggal 8,8 persen.

BACA JUGA: Alvara Center: Enam Partai Gagal Lolos ke Senayan

“Kenaikan elektabilitas kedua paslon berkorelasi pula dengan unggulnya PDIP dan Gerindra,” jelas Direktur Riset Vox Populi Research Center Dika Moehamad dalam siaran pers di Jakarta, pada Jumat (12/4).

PDIP naik elektabilitasnya dari 26,8 persen menjadi 27,4 persen. Demikian pula dengan Gerindra, naik tipis dari 15,1 persen menjadi 15,4 persen.

BACA JUGA: Survei: Gerindra dan PDIP Gerus Suara Rekan Koalisi

Berkebalikan dengan kedua parpol pengusung paslon, Golkar dan Demokrat mengalami penurunan elektabilitas. Golkar turun dari 10,2 persen menjadi 9,8 persen, sedangkan Demokrat dari 5,3 persen menjadi 4,9 persen. Pada kelompok lima besar, hanya PKB yang mengalami kenaikan elektabilitas dari 7,1 persen menjadi 8,5 persen.

BACA JUGA: Hasil Survei: Peta Politik Pilpres Makin Kompetitif, Selisih Tipis

Turunnya elektabilitas Demokrat membuat posisinya terancam oleh partai-partai papan tengah. Nasdem yang naik elektabilitasnya dari 4,3 persen menjadi 4,7 persen membayangi Demokrat. Lalu ada PKS yang mengalami kenaikan cukup tinggi, dari 3,4 persen menjadi 4,3 persen. Terakhir PSI yang naik sedikit dari 3,7 persen menjadi 4,1 persen.

Menurut Dika, penurunan elektabilitas Golkar dan Demokrat tidak lepas dari terbelahnya aspirasi terhadap dukungan pilpres. Golkar adalah pengusung paslon Jokowi-Ma’ruf, tetapi sebagian elite dan pengurus daerah mendukung Prabowo-Sandi. Demokrat yang mengusung Prabowo-Sandi membebaskan sebagian kadernya mendukung Jokowi-Ma’ruf.

BACA JUGA: Jokowi Kuasai Jawa Hingga Papua, Prabowo Cuma Dominan di Sumatera

Berbeda dengan partai koalisi lainnya seperti PKS yang all-out mendukung Prabowo-Sandi. Terbukti dari janji pemberian kursi menteri kepada PKS, sementara Demokrat belum mendapat kepastian. “Posisi abu-abu seperti ditunjukkan Demokrat tidak tepat dalam suasana polarisasi saat ini, berdampak negatif terhadap elektabilitas,” kata Dika.

Pada pemilu kali ini Demokrat tidak bisa lagi mempertahankan posisi abstain seperti pada 2014. Demokrat mau tidak mau harus melabuhkan dukungan kepada Prabowo-Sandi, agar dapat ikut Pemilu 2024. Sementara itu Golkar yang biasanya menempati posisi kedua atau pertama diprediksi hanya bisa puas di posisi ketiga.

Survei Vox Populi Research Center dilakukan dengan metode kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 1200 orang, dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi. Margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengambilan data dilakukan pada 29 Maret-4 April 2019. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei Internal Diragukan, Tim Prabowo Bilang Begini


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler