jpnn.com, JAKARTA - Musim kampanye jelang Pemilu 2019 telah berlangsung hampir lima bulan. Pemilu kali ini merupakan untuk pertama kalinya berjalan serentak antara pemilihan anggota legislatif dengan pemilihan presiden (pileg dengan pilpres).
Partai-partai politik (parpol) dihadapkan pada tantangan bagaimana melakukan kampanye Pileg sekaligus mengampanyekan capres-cawapres.
BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Jokowi soal Harga Avtur
Faktor representasi figur parpol dalam pasangan calon dan perbedaan di tiap-tiap wilayah memengaruhi pola kampanye pemilu serentak. Survei yang dilakukan oleh Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan di kubu Jokowi - Ma’ruf, hanya PDI Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia yang mendapat efek elektoral berupa kenaikan elektabilitas.
“PDIP secara konsisten mengalami kenaikan, dari sebesar 23,1 persen dari Desember 2018, naik menjadi 25,7 persen pada Januari 2019. Dan terbaru 26,2 persen,” ungkap Direktur Eksekutif IndEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran persnya , Rabu (13/2).
BACA JUGA: Kritik Denny JA untuk Jurus Akal Sehat Rocky Gerung
Vivin menambahkan, PSI naik dari 1,2 persen dari Desember 2018 menjadi 2,3 persen pada Januari 2019 dan terbaru 2,8 persen.
Menurut Vivin, hal ini menunjukkan bahwa PDIP dan PSI paling memiliki loyalitas dalam memenangkan paslon Jokowi - Ma’ruf. Sosok Jokowi yang merepresentasikan PDIP merupakan faktor kuat bagi caleg dalam kampanye di daerah pemilihan, tanpa memperhitungkan apakah petahana kuat dalam benak konsituen.
BACA JUGA: Respons Sandiaga soal Status Tersangka untuk Ketua Umum PA 212
Meskipun tidak terepresentasikan dalam figur paslon, PSI tampak menonjol dalam membela Jokowi ' Ma’ruf dan melancarkan kritik terhadap Prabowo-Sandi. “PSI kelihatan sangat agresif menyerang kampanye Prabowo-Sandi sampai-sampai memberikan Kebohongan Award," tutur Vivin.
Di tingkat dapil, lanjut Vivin, caleg-caleg PSI juga ditengarai aktif melakukan kampanye door to door mengampanyekan paslon Jokowi -Ma’ruf. Faktor lain turut menyumbang bagi kenaikan elektabilitas PSI, misalnya bersihnya mereka dari caleg mantan napi korupsi.
“Jika trend kenaikan elektabilitas terus dijaga, besar kemungkinan PSI akan mampu menembus parliamentary threshold sebesar empat persen dalam dua bulan mendatang,” kata Vivin.
Di kubu Prabowo - Sandi, loyalitas parpol tampak hanya didominasi Gerindra. Survei IndEX Research menunjukkan kenaikan elektabilitas Gerindra dari 12,3 persen dari Desember 2018 menjadi 14,7 persen pada Januari 2019 dan terbaru 15,3 persen.
Hal itu menurut Vivin tidak mengherankan, karena representasi paslon semua diambil oleh Gerindra. “Dampaknya kelihatan ketika pengurus daerah parpol-parpol koalisi pendukung kubu 02 banyak yang memilih berseberangan dengan menyatakan dukungan terhadap paslon 01,” pungkas Vivin.
Survei IndEX Research dilakukan pada 20 Januari - 31 Januari 2019, dengan jumlah responden 1.200 orang. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.(tan/jpnn]
Berikut adalah hasil lengkap elektabilitas partai politik pada Pileg 2019:
PDIP ????26,2 persen
Gerindra??? 15,3 persen
Golkar???? 9,5 persen
PKB???? 7,4 persen
Demokrat??? 4,8 persen
PPP ????3,4 persen
NasDem??? 3,3 persen
PKS???? 3,1 persen
PAN ????2,9 persen
PSI ????2,8 persen
Perindo??? 2,1 persen
Hanura???? 1 persen
PBB ????0,9 persen
Berkarya ???0,9 persen
PKPI???? 0,5 persen
Garuda ????0,3 persen
Tidak tahu atau tidak jawab? 15,6 persen
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengenal Baik Jokowi, Ustaz Yusuf Mansur Juga Doakan Prabowo-Sandi
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga