jpnn.com, JAKARTA - Publik optimistis perekonomian Indonesia akan pulih setelah pandemi Covid-19.
Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh IPSOS, sebuah perusahaan riset pemasaran dan opini masyarakat bertaraf global.
BACA JUGA: Baca! Ini Imbauan Satgas Covid-19 untuk Jemaah Umrah Indonesia
Managing Director IPSOS Indonesia Soeprapto Tan menyebut survei mereka untuk melihat sejauh mana setiap negara di Asia Tenggara bereaksi terhadap Covid-19.
Kemudian, survei IPSOS untuk melihat sejauh mana dampak Covid-19 terhadap penghasilan dan harapan masyarakat dalam enam bulan ke depan.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 Dorong Pemda Mengevaluasi Laboratorium
Selanjutnya, kata Soeprapto, survei IPSOS untuk mengidentifikasi kegiatan perekonomian terdampak pandemi.
Dalam survei tersebut, terlihat bahwa Indonesia menjadi negara dengan optimisme tinggi dibandingkan negara ASEAN dalam menghadapi Covid-19.
BACA JUGA: Begini Kondisi Covid-19 di 13 Provinsi Prioritas
Soeprapto menyebutkan, IPSOS melakukan survei sebanyak dua kali pada Mei 2020 dan September 2020.
Dalam survei pertama, hampir semua negara menunjukkan respons yang sama yakni pendapatan masyarakat menurun akibat pandemi.
"Dari 500 responden yang disurvei di Indonesia, terlihat sebanyak empat persen di antaranya mengaku sudah mengalami kenaikan pendapatan. Sisanya 21 persen responden mengaku pendapatannya sudah stabil alias tidak lagi berkurang," kata dia dalam Dialog Produktif yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (5/11).
Lebih lanjut, kata Soeprapto, hasil survei KPCPEN juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang lebih tinggi dibanding negara lain di ASEAN.
Bahkan, dibandingkan Vietnam yang memiliki jumlah kasus Covid-19 yang lebih rendah. Optimisme masyarakat atas pemulihan ekonomi di Indonesia lebih tinggi.
Setelah ditelisik, kata Soeprapto, optimisme yang ditunjukkan masyarakat Indonesia didasari bantuan pemerintah yang cukup masif ke masyarakat.
Catatan yang didapat dari survei IPSOS menunjukkan, masyarakat Indonesia merasa terbantu dengan pendampingan atau insentif terhadap UMKM yang diberikan pemerintah.
"Kenapa? Di Indonesia ini masyarakatnya merasa terbantu dengan sejumlah pendampingan yang dilakukan pemerintah," ujar Soeprapto.
Selain itu, masyarakat Indonesia juga optimistis vaksin bisa segera ditemukan dan diproduksi.
Penyaluran bantuan sosial, dinilai survei IPSOS berandil besar dalam mendongkrak optimisme masyarakat Indonesia tersebut.
Kemudian, ujar dia, sebanyak 60 persen responden survei IPSOS di Indonesia ingin agar masalah Covid-19 dari sisi kesehatan benar-benar dibereskan.
Hal ini, menurut Soeprapto, menunjukkan bahwa prioritas masyarakat Indonesia selama pandemi adalah aspek kesehatan.
Sementara 16 persen responden di Indonesia berharap bantuan sosial tetap dilanjutkan.
Sisanya, ingin agar pemerintah memberi kepastian lapangan kerja dan mengontrol harga agar tidak naik.
"Ini juga sesuai dengan misinya KPCPEN bahwa prioritas di Indonesia adalah menangani pandemi dan secara bersamaan mengakselerasi ekonomi," kata Soeprapto.
Sementara itu, Editor Majalah SWA Dede Suryadi juga sepakat bahwa masyarakat Indonesia memang menunjukkan optimisme bahwa ekonomi nasional segera pulih dalam enam bulan ke depan. Hal ini sejalan dengan kampanye yang selalu dilakukan pemerintah, salah satunya soal vaksin.
Dede pun mengutip hasil survei Inventure yang menunjukkan bahwa, kendati pendapatan masyarakat mengalami penurunan, tetapi optimisme cenderung makin meningkat.
Hasil riset terhadap 1.121 responden sepanjang Agustus-September 2020 juga mengungkapkan bahwa 47,2 persen responden optimistis pandemi COVID-19 akan berakhir di akhir 2020.
"Sementara itu sebanyak 51,4 persen menyatakan kondisi keuangan mereka akan kembali normal di akhir 2021. Tahun depan akan kembali optimistis," kata Dede. (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan