jpnn.com, SURABAYA - Surabaya Consulting Group (SCG) merampungkan hasil survei pemilu legislatif di dapil Jatim I yang meliputi Surabaya dan Sidoarjo. Dari alokasi sepuluh kursi DPR RI, diprediksi diambil lima partai yaitu PDI Perjuangan, PKB, Gerindra, NasDem dan Golkar.
”Di dapil ini, tingginya elektabilitas Jokowi yang mencapai 77,69 persen telah memengaruhi dan berdampak positif terhadap perolehan parpol-parpol yang diidentifikasi sebagai pendukung Jokowi,” ujar Direktur Eksekutif SCG Didik Prasetiyono, Rabu (10/4).
BACA JUGA: Survei Indomatrik: Prabowo Tembus 50 Persen, Jokowi Mustahil Mengejar
Survei SCG menyebutkan, PDIP mengunci tingkat elektabilitas tertinggi sebesar 35,96 persen, disusul PKB 13,65 persen, Gerindra 6,73 persen, Golkar 3,85 persen, NasDem 3,46 persen, Demokrat 2,69 persen, PAN 2,69 persen, dan PPP 1,15 persen.
Partai-partai lain mendapat di bawah satu persen. Sedangkan undecided voters masih tinggi, yaitu 26,73 persen. “Setelah hasil survei dikonversi ke metode perhitungan terbaru Sainte Lague, dengan menghilangkan variabel undecided voters, dari sepuluh kursi DPR, lima kursi menjadi milik PDIP, dua kursi untuk PKB, masing-masing satu kursi untuk Gerindra, NasDem, dan Golkar,” tutur Didik.
BACA JUGA: Hasil Survei: Dua Partai Pengusung Jokowi Gagal Kembali ke Senayan
(Baca Juga: Jokowi – Ma’ruf Menang Besar di Surabaya - Sidoarjo)
Dia menggarisbawahi empat hal dari survei tersebut. Pertama, keberhasilan PDIP yang merajai hingga merebut lima kursi, meningkat pesat dibanding pemilu 2014 sebesar tiga kursi.
BACA JUGA: Jelang Pemilu, Puskapkum Terbitkan Buku Tentang Politik Hukum Era Jokowi
“Tidak bisa dimungkiri dapil ini, terutama Surabaya, adalah kandang banteng. Capaian PDIP ini juga tidak terlepas dari efek Jokowi serta perubahan sistem penghitungan dari BPP (Bilangan Pembagi Pemilihan) menjadi Sainte Lague yang menguntungkan partai bersuara besar,” ujar Didik.
Kedua, tak terpilihnya kembali sejumlah incumbent DPR, seperti dari Demokrat, PKS, dan PAN karena imbas negatif tingginya suara pemilih Jokowi, yang tentunya akan memilih partai pendukung Jokowi. Selain itu, sistem penghitungan Sainte Lague turut membuat caleg partai-partai tersebut tersisih.
Ketiga, yang merupakan kejutan, untuk pertama kalinya NasDem memperoleh kursi DPR dari Jatim I sejak Pemilu 2004. Menurut Didik, selain karena kemampuan mengasosiakan diri dengan Jokowi, fenomena NasDem pecah telur ini adalah hasil strategi cerdas dalam menyusun komposisi caleg yang dinamis. Artinya, semua caleg NasDem bekerja sehingga secara akumulatif mendongkrak suara partai besutan Surya Paloh tersebut.
Fenomena NasDem tersebut, imbuh Didik, bisa menjelaskan mengapa partai-partai yang hanya mengandalkan popularitas satu caleg andalan saja gagal memperoleh kursi. Misalnya, Demokrat dengan Lucy Kurniasari yang popularitasnya 25 persen, PKS dengan Sigit Sosiantomo (10,77 persen), atau Perindo dengan Angelina Herliani (25 persen) ternyata tidak cukup mampu bergotong-royong mengumpulkan suara signifikan untuk memperoleh kursi.
Didik merinci, dari sepuluh kursi, lima kursi untuk PDIP diprediksi berlabuh ke Puti Soekarno dan Bambang DH. Perolehan suara dua caleg tersebut relatif aman. Adapun tiga kursi lainnya masih diperebutkan Cita Oktavia, Indah Kurnia, Andre Hehanusa, dan Laksda (Purn) Yuhastihar. ”Selisih suara empat caleg tersebut masih dalam margin of error,” papar Didik.
Adapun dua kursi untuk PKB, diprediksi yang teraman adalah milik Syaikhul Islam. ”Fandi Utomo dan Arzetti Bilbina masih adu kuat rebut satu kursi lainnya,” paparnya.
Kemudian satu kursi untuk Gerindra, incumbent Bambang Haryo adu kuat dengan Rahmat Muhajirin. Untuk Golkar, Adies Kadir ditempel ketat Abraham Sridjaja untuk memperoleh satu kursi. Jarak keduanya dalam selisih margin of error.
Lalu satu kursi untuk NasDem, Maruli Hutagalung yang unggul masih ditempel Vincesius Awey dan Manohara. ”Masih ada waktu untuk bermanuver. Siapa yang menyalip di tikungan akhir, itulah yang menang, karena persaingan antarcaleg di internal partai masih dalam rentang margin of error,” pungkasnya.
Survei tersebut digelar 18-24 Maret 2019. Jumlah responden 520 orang dengan metode multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 98 persen. Pembiayaan dari dana internal SCG. (*/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terus Persoalkan DPT dan IT KPU, Amien Mengaku Tak Mendelegitimasi Pemilu
Redaktur : Tim Redaksi