Survei Tambang Emas, 4 WNA Diamankan Warga

Kamis, 06 Desember 2018 – 17:11 WIB
Ilustrasi Paspor

jpnn.com, JEMBER - Warga Desa Pace, Kecamatan Silo, mengadang dan menyandera tujuh orang yang diduga hendak melakukan survei di lokasi tambang emas di wilayah tersebut.

Dalam pengadangan itu, tujuh orang diamankan ratusan warga di Dusun Curahungkal, Desa Pace, Silo.

BACA JUGA: Warga Tolak Kehadiran Perusahaan Tambang Emas di Beutong

Empat di antara mereka adalah warga negara asing (WNA). Mereka diamankan di posko Formasi (Forum Komunikasi Masyarakat Silo) di Dusun Curahungkal, Desa Pace.

Untung, mereka hanya diamankan. Tidak sampai terjadi tindakan anarkistis oleh warga. Sebab, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo langsung turun ke lokasi untuk meredakan situasi.

BACA JUGA: Musim Kemarau, Pencari Emas Sibuk di Sungai Bengawan Solo

Berdasar penuturan Taufiq, 45, warga Dusun Curahtungkal, Desa Pace, penghadangan sejumlah pihak yang diduga berkaitan dengan tambang Silo tersebut dilakukan pukul 08.30

''Informasinya, sudah sejak tadi malam (kemarin malam, Red),'' tutur Taufiq yang rumahnya dijadikan pos.

BACA JUGA: Kiai Said Aqil: PBNU Berpihak kepada Rakyat

Dia mendapat informasi, bakal ada rombongan dari Surabaya dan pusat yang hendak melakukan survei tambang emas di Silo.

Hal itu, ungkap Taufiq, membuat masyarakat di Silo resah. Sejak awal masyarakat Silo tegas menolak penambangan emas di daerah mereka. Informasi itu pun membuat masyarakat langsung siaga penuh.

''Kami langsung melakukan ronda sejak Selasa malam (4/12). Ini saja kami belum sempat tidur sejak semalam,'' ujar Taufiq.

Seluruh warga, lanjut dia, bersiaga penuh di berbagai jalan yang menjadi akses masuk ke area tambang. Mereka mengawasi gerak-gerik orang luar yang datang ke Silo.

Nah, kemarin pagi, warga mendapati rombongan mobil yang hendak menuju Baban Silo yang melewati Desa Pace.

Karena keterangan mereka dianggap tidak jelas, akhirnya warga mendatangkan kepala desa dan kepala dusun setempat, terutama untuk menghubungi mantan waker Perhutani tersebut.

Mereka juga menghubungi Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo agar segera merapat ke TKP.

''Kami khawatir anarkis. Untung, Kapolres segera hadir,'' jelas Taufiq.

Saat Kusworo tiba, di dalam mobil itu ada sekitar tujuh penumpang. Mereka yang sebelumnya tidak mau keluar akhirnya keluar. Yang mengagetkan, empat di antara mereka adalah warga Tiongkok.

''Indikasinya, mereka adalah investor yang hendak menambang di Silo,'' tegasnya.

Kusworo sangat menyayangkan kejadian kemarin. Tamu-tamu itu sebelumnya tidak melakukan konfirmasi kepada kepala desa, ketua RT-RW, atau polsek setempat. (jum/ram/c5/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ogah Buru-buru, PBNU Siapkan Tim untuk Tambang Tumpangpitu


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler