Survei Terbaru: Elektabilitas Ahok Terus Anjlok

Minggu, 21 Agustus 2016 – 19:44 WIB
Diskusi hasil survei Manilka Research and Consulting tentang elektabilitas figur calon gubernur DKI di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (21/8). Foto: Desynta Nuraini/JawaPos.Com

jpnn.com - JAKARTA - Tingkat keterpilihan atau elektabilitas Gubernur DKI Basuki T Purnama semakin tergerus. Berdasarkan survei  Manilka Research and Consulting, elektabilitas gubernur yang beken dengan sapaan Ahok itu terus merosot.

Managing Director Manilka Research and Consulting, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, berdasarkan survei lembaganya  selama periode 6-11 Agustus, terungkap bahwa elektabilitas Ahok terus tergerus karena publik menganggap calon incumbent di pilkada DKI Jakarta itu semakin inkonsisten. Inkonsistenti Ahok yang paling menonjol adalah ketika memutuskan maju di pilkada DKI melalui partai politik setelah sebelumnya berkoar-koar bakal mencalonkan diri lewat jalur independen.

BACA JUGA: Ahok Klaim Didukung PDIP, Masinton: Siapkan Diri Saja Supaya Tak Kejang-Kejang

"Sebanyak 47,7 persen responden menyatakan Gubernur Ahok tidak konsisten yang akhirnya memilih jalur partai politik di Pilkada DKI Jakarta 2017," ujar Herzaky dalam paparan hasil survei Manilka di Cikini, Jakarta Pusat,  Minggu (21/8).

Survei itu dilakukan terhadap terhadap 440 responden yang tersebar di enam wilayah administratif di DKI Jakarta. Yakni Jakarta Pusat, Jakarta Selatan Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu.

BACA JUGA: Artis tak Bisa Tiba-tiba jadi Caleg

Herzaky menjelaskan, 98,8 persen responden memang mengenal Ahok. Namun, dari sisi tingkat kesukaan publik terhadap Ahok memang mengalami tren penurunan.

Sebelumnya tingkat kesukaan publik terhadap Ahok pada Juni lalu masih di angka 62,5 persen. Namun, survei Manilka pada Agustus ini menunjukkan tingkat kesukaan responden terhadap Ahok anjlok menjadi 56,1 persen.

BACA JUGA: Ketahuilah, Ada Lima Surat Suara di Pemilu 2019

Elektabilitas Ahok pun ikut anjlok. Dari 49,3 persen pada Juni, menjadi 43,6 persen pada Agustus.

Manilka juga membuat simulasi untuk mengukur elektabilitas Ahok ketika diduetkan dengan figur tertentu dan bersaing dengan calon pasangan lainnya. Simulasi pertama adalah duet Ahok dengan Djarot S Hidayat.

Jika duet Ahok-Djarot berhadapan dengan Tri Rismaharini-Sandiaga Uno, ternyata elektabilitasnya imbang. Yakni di angka 20,9 persen.  "Sementara responden yang mengatakan masih ragu sebanyak 45,2 persen dan tidak menjawab 13 persen," ujar Herzaky.

Sedangkan jika Ahok-Djarot diadu dengan pasangan Sandiaga-Yusuf Mansur, maka duet incumbent itu masih unggul dengan elektabilitas 24,1 persen. Sedangkan pasangan Sandiaga-Yusuf Mansur di angka 14,8 persen.

Sisanya 46,8 persen responden menyatakan ragu, sedangkan  14,3 persen lainnya tidak menjawab.

Ada juga simulasi jika Ahok diduetkan dengan Heru Budi Hartono untuk melawan pasangan Risma-Budi Waseso dan Sandiaga-Yusuf Mansur, Hasilnya, duet Ahok-Heru masih unggul dengan elektabilitas 21,1 persen, disusul pasangan Risma-Buwas (12,5 persen), dan Sandiaga-Yusuf (11,8 persen).

Sisanya  43,7 persen responden ragu dan 10,9 persen tidak menjawab. "Belum jelasnya paket kandidat cagub dan cawagub DKI turut mempengaruhi sikap pemilih yang belum menentukan sikapnya," sebut Herzaky.(dna/JPG)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 13 Isu Krusial RUU Penyelenggaraan Pemilu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler