Surya Paloh: Pemimpin Itu Tidak Hanya Satu

Minggu, 07 Mei 2017 – 16:37 WIB
Surya Paloh di asrama haji Medan, Sumut. Foto: istimewa

jpnn.com, MEDAN - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menggelar pertemuan dan silaturahmi dengan para tokoh dan alim ulama se-Sumatera Utara.

Pada kesempatan itu, Surya mengingatkan pentingnya mempertahankan ideologi kebangsaan yakni Pancasila.

BACA JUGA: Surya Paloh: Tak Ada Guna Kerja Keras Kalau Tidak Dapat Persepsi Baik

"Indonesia tidak boleh berubah menjadi seperti negeri-negeri lain. Kita setuju dengan perubahan zaman. Kita juga menyambut kemajuan teknologi. Tapi satu yang tidak kita setujui jika Indonesia berubah (ideologi). inilah misi besar kita," kata Surya di Asrama Haji, Medan, Sumatera Utara sebagaimana diterangkan dalam siaran persnya, Minggu (7/5).

Seluruh masyarakat Indonesia, sambung Surya, memiliki tanggung jawab terhadap maju mundurnya perkembangan kehidupan kebangsaan di tanah air. Bukan hanya kelompok, agama atau golongan mana pun.

BACA JUGA: Surya Paloh Restui Kader NasDem di DPR Gunakan Angket ke KPK

"Umat Islam di Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil alamin yang memberikan cahaya kehidupan yang tidak terbatas pada kelompoknya saja. Semua harus dilandasi oleh solidaritas dan toleransi," ucap Surya di hadapan sekitar 1.500 tokoh dan alim ulama yang hadir.

Karena itu, dia mengingatkan, Islam di mana pun tidak mengatur aturan sempit yang menolak adanya perbedaan.

BACA JUGA: Surya Paloh: Pesantren Berperan Besar dalam Pembangunan

Dasar utama Islam adalah keikhlasan bagi seluruh penganutnya dan bisa menerima perbedaan.

Kemudian menjadikan perbedaan tersebut sebuah kekuatan yang bisa membangun kehidupan berbangsa dan bernegara melalui ideologi Pancasila.

"Pancasila sudah menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Situasinya sekarang tentunya membutuhkan pengertian yang lebih jauh dari umat Islam itu sendiri," ujarnya.

Dia mengatakan, Indonesia adalah negara yang paling kaya akan sumber daya alam (SDA).

Namun diakui, bangsa Indonesia justru masih jauh tertinggal dengan bangsa lain yang memiliki SDA sedikit.

Hal tersebut, menurut Surya, terjadi karena dua faktor utama yakni masalah kepemimpinan dan sudah lunturnya sikap kegotongroyongan nasional.

"Diperlukan kehadiran pemimpin yang baik. Pemimpin itu tidak hanya satu. Para alim ulama itu juga pemimpin. Kita semua pemimpin, mulai dari yang terkecil yaitu keluarga. Negeri ini memerlukan pemimpin-pemimpin yang baik. Kalau pemimpin yang tidak baik, susah untuk bangkit," ucap Surya.

Ketua FKUB Sumatera Utara, Ustaz Maratua Simanjuntak, mengakui, umat Islam khususnya yang berada di Sumatera Utara tetap menginginkan persatuan dan kesatuan dengan kelompok maupun agama lain.

Umat Islam pun seharusnya menyadari bahwa Pancasila merupakan ideologi yang harus tetap dipertahankan dan dijaga bersama tanpa memandang agamanya.

"Keinginan ulama saya yakin sama dengan keinginan Surya Paloh. Kita tetap harus menjaga dan mempertahankan NKRI karena kita juga percaya dan yakin apa yang diantarkan pendahulu kita, kepada negara yang berideologi Pancasila," kata Ustaz Maratua.

Menurutnya, ideologi Pancasila hingga kini dan ke depannya masih relevan dijadikan pedoman hidup seluruh umat Islam dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

"Sampai saat ini Pancasila masih relevan dan tetap menjaga keutuhan umat beragama di Indonesia. Kita tidak perlu permasalahkan masalah-masalah kecil yang muncul, terlebih dari organisasi-organisasi Islam yang transnasional. Sebaliknya, kita hormati Ormas nasional yang tahu betul kebutuhan umat Islam saat ini," imbuhnya.

Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua NU Sumut Ustaz Afifuddin Lubis, tokoh Islam Ustadz Salim Pane atau yang akrab disapa Ustaz Sampan, tokoh nasional NU Effendy Choirie atau yang akrab disapa Gus Choi, Ketua Garda Pemuda Nasdem Prananda Paloh, tokoh Muhamadiyah, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lain-lain. (rmo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Tak Butuh Keluarga Cendana, Keluarga SBY, tapi...


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler