JAKARTA - Penelitian ulang susu formula yang mengandung enterobacter sakazakii akhirnya selesai dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)Dua instansi itu pun berjanji segera mengumumkan hasilnya
BACA JUGA: Susu Berbakteri Segera Diumumkan
Tapi, jadwal pastinya belum ditentukan.Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengatakan, hasil penelitian akan diserahkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk dianalisis dengan hasil penelitian BPOM dan Balitbang Kemenkes
Ketua Panitia Nasional SNM PTN itu mengatakan, pihaknya akan mendesak dua pihak tersebut untuk mengumumkan hasil penelitian tersebut kepada masyarakat jika awal Juli nanti tidak kunjung disiarkan ke masyarakat
BACA JUGA: Awas, Beredar SK Palsu Formasi CPNSD
Sebab, penelitian tersebut menjadi bukti sahih kepada masyarakat akan keamanan dan kesehatan suatu produk panganHerry menyebutkan, penelitian ulang tersebut mendapatkan suntikan dana dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Rp 600 juta
BACA JUGA: Transaksi Mencurigakan di Rekening Pejabat Daerah, Kemenkeu tak Bisa Atasi
IPB lalu melakukan penelitian metode surveillance terkait susu formula yang dikabarkan tercemar bakteri ituSampel diambil dari 47 produk susu kemasan kaleng dan karton yang ada di pasaranAnalisis dilakukan di BPOM, Balitbang Kemenkes, dan IPB.Standar analisis yang dilakukan itu berdasar CODEX dan peraturan BPOM No HK.00.06.1.52.4011 tentang Batas Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam MakananIPB juga melakukan penelitian dengan acuan penelitian surveillance untuk enterobacter sakazakii pada susu formula yang dilakukan Republik Irlandia.
Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendiknas Djoko Santoso menegaskan, IPB tidak mempunyai kewenangan mengumumkan merek susu apa yang tercemar bakteri"IPB hanya mempunyai kode-kodeMengenai angka dan mereknya, itu kewenangan BPOM dan Kemenkes," katanya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala BPOM Kustantinah juga mengatakan bahwa penelitian BPOM sudah selesaiNamun, dia menegaskan pengumuman baru dilakukan setelah analisis oleh tiga lembaga terkait selesai.
"Ini (penelitian, Red) dilakukan bertigaBPOM, IPB, dan KemenkesNanti kami analisis dulu baru diumumkan bersamaan setelah itu," jelas Kustantinah.
Alumnus Fakultas Farmasi Universitas Indonesia itu menjelaskan, analisis tiga lembaga itu dilakukan untuk membandingkan hasil penelitianSaat pembandingan tersebut, sampel masih menggunakan kode-kode penelitianDengan begitu, tidak diketahui merek susu tersebut"Dibandingkan pakai kode-kode tertentuPenguji juga tidak tahu itu punya siapa," jelasnya.
Setelah dilakukan analisis, lanjut mantan Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes itu, sampel susu berupa kode akan dikembalikan menjadi nama merek aslinyaHal tersebut dilakukan tim nasional yang sudah dibentuk Kemenkes.
"Tim ini akan mengolah dan mengembalikan kode produk siapaHasil susu yang sudah diketahui mereknya itu yang akan diumumkan ke publik," urai Kustantinah(cdl/c4/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MA Dinilai Seperti Kebakaran Jenggot
Redaktur : Tim Redaksi