Sutarmidji Buka-bukaan: 20 Persen Listrik Kalbar Diimpor dari Malaysia, 332 Desa Gelap Gulita

Kamis, 25 Februari 2021 – 05:30 WIB
Gubernur Kalbar Sutarmidji. Foto M. Kusdharmadi/JPNN

jpnn.com, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji buka-bukaan dengan kondisi kelistrikan di wilayah yang dipimpinnya, saat rapat koordinasi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Badan Perencanaan Pembagunan Nasional Suharso Monoarfa secara daring di Pontianak, Rabu (24/2).

Sutarmidji menyebutkan bahwa 20 persen listrik di Kalbar masih membeli dari Malaysia. Selain itu, ada 332 desa yang belum teraliri listrik alias gelap gulita.

BACA JUGA: Sutarmidji: Hak yang Diperoleh PPPK Sama Seperti PNS, Cuma Satu Saja Bedanya

Dalam kesempatan itu, Sutarmijdi mengusulkan proyek pengadaan listrik pada 332 desa di Kalbar agar menjadi prioritas nasional pada 2022 mendatang.

"Di Kalbar masih ada 332 desa yang gelap gulita atau belum mendapat listrik. Ini yang menjadi keluhan masyarakat ke pemerintah," ungkap Sutarmidji.

BACA JUGA: Dramatis, He Melawan Bripka Andi dan Briptu Wisnu, Polisi Keluarkan Pistol

Menurut Sutarmidji, 2020 lalu pengadaan listrik sudah direalisasikan pada 23 desa. Namun, kata dia, masih ada keluhan dari masyarakat yang belum mendapat listrik.

"Tahun 2019 sebanyak 355 desa belum dijangkau oleh listrik. Alhamdulillah pengadaan listrik bisa direalisasikan ke 23 desa. Jadi masih ada 332 desa yang belum terjangkau pada 2020," kata Sutarmidji yang dilantik Presiden Jokowi sebagai gubernur Kalbar pada 5 September 2018 itu.

BACA JUGA: Uranium Kalbar Mampu Atasi Krisis Listrik

Sutarmidji mengatakan untuk saat ini saja 20 persen kebutuhan listrik Kalbar masih mengimpor dari Malaysia. "Ada 20 persen atau sekitar 299 MW kebutuhan listrik kami beli dari Malaysia. Artinya kita masih belum mandiri," ungkap mantan wali kota Pontianak yang menjabat dua periode itu. 

Suharso Monoarfa mengatakan pada 2021 proyek pengadaan listrik sudah dialokasikan di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Ia menambahkan pada 2022 juga akan dianggarkan kembali di APBN.

"Pengadaan listrik sudah kami masukkan dan akan diselesaikan secara bertahap. Rupanya banyak sekali rumah tangga yang belum dijangkau listrik," kata Suharso.

Sebelumnya, General Manager PLN Kalbar Ari Dartomo mengatakan meski di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, PLN tetap berkomitmen melakukan pembangunan dan perluasan jaringan agar makin banyak warga yang berada di pelosok desa dapat menikmatinya.

Upaya yang dilakukan tentunya disesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang dimiliki oleh perusahaan.

Ia menjelaskan Dusun Geruguk merupakan lokasi terakhir yang dilakukan penyalaan listriknya melalui anggaran 2020.

Sepanjang 2020, PLN Kalbar telah melakukan pembangunan dan perluasan jaringan listrik di 68 lokasi dusun dan desa yang tersebar di provinsi itu, baik lokasi baru maupun perluasan atau pengembangan jaringan yang sebelumnya sudah ada.

Sepanjang 2020 pihaknya telah melakukan pembangunan dan perluasan JTM sepanjang 467,09 kms, JTR sepanjang 289,56 kms, dan 155 unit gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 11.295 kVA.

"Dengan dilaksanakannya pembangunan dan perluasan jaringan listrik ini maka akan makin banyak warga desa yang dapat menikmati listrik, perekonomian warga pun secara otomatis akan terus meningkat dengan adanya listrik," tutur Ari.

Ari juga mengatakan hingga Desember 2020, rasio elektrifikasi di Kalbar kini meningkat dari yang sebelumnya sebesar 89,96 persen pada tahun 2019 menjadi 93,07 persen di akhir 2020. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Kalbar Nikmati Listrik Malaysia


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler