SURABAYA - Keluarga besar PDI Perjuangan berdukaIr Sutjipto, salah seorang kader terbaiknya, meninggal kemarin (24/11)
BACA JUGA: Lumpuh dan Mengecil, Titin Menanti Uluran Dermawan
Pria yang juga dikenal sebagai pakar konstruksi tersebut meninggal setelah gagal melawan stroke yang menyerang.Mantan Sekjen PDIP kelahiran Trenggalek, 13 Agustus, 66 tahun silam tersebut meninggal di RS Darmo, Surabaya, pukul 17.15 setelah hampir sebulan dirawat
BACA JUGA: FITRA: JR Saragih Penuhi Delik Korupsi
Mantan tangan kanan Megawati Soekarnoputri itu masuk RS pada 27 Oktober karena stroke
BACA JUGA: Suap di DPRD Semarang, Sitaan KPK Hanya Rp 40 Jutaan
Karena kondisinya memburuk, keesokannya, Sutjipto harus masuk ICU"Hingga sampai meninggal," tuturnya.Menurut Whisnu, bapaknya meninggal karena menderita penyakit komplikasi"Paru-paru, diabetes, dan stroke," tambahnya
Saat masih dirawat di RS, sejumlah tokoh menjengukDi antaranya, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Gubernur Jatim SoekarwoJuga, Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo
Jenazah disemayamkan di rumah duka di Jalan Raya Pakis Tirtosari 18, Surabaya, sebelum dimakamkan pagi ini di TPU Keputih sekitar pukul 09.00Sejumlah tokoh tampak hadir melayat di rumah sakit tadi malamDi antaranya, Wakil Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono dan Ketua DPRD Surabaya Wishnu WardhanaTampak pula mantan Gubernur Jatim Imam Utomo.
Di antara tiga anak Sutjipto, hanya Whisnu Sakti Buana yang mengikuti jejaknya di dunia politikSementara itu, Jagad Hariseno (putra sulung) dan Lesmana Dewi (anak kedua) memilih berbisnis"Atas nama keluarga, saya meminta maaf bila ada kesalahan bapak yang menyakiti siapa pun," ucap Jagad
Insinyur Andal
Sebenarnya, Sutjipto bukan murni orang politikBackground-nya adalah teknik sipil lulusan ITSNamanya pernah melejit ketika menemukan konstruksi sarang laba-laba yang telah dipatenkan dan hingga kini banyak dipakai ahli konstruksiTemuan itu, antara lain, tampak pada konstruksi di Bandara Hang Nadim, Batam
Konstruksi sarang laba-laba mempunyai kelebihanYakni, tahan gempaKetika terjadi gempa di NAD, Padang, maupun Manokwari, terbukti bangunan yang menggunakan konstruksi itu relatif tidak mengalami kerusakan berarti.
Selain insinyur, Sutjipto memang sangat fasih berbicara politik sejak usia mudaMulai SMA, dia aktif di GSNISaat mahasiswa, dia aktif di GMNI yang kemudian membawanya ke partai induk, PDI (yang kelak berganti nama menjadi PDIP).
Kiprah Sutjipto yang paling fenomenal adalah ketika rezim Orde Baru hendak menggagalkan kemenangan Megawati Soekarnoputri dalam KLB PDI 1993 di SurabayaPemerintah memaksakan Soerjadi, mantan ketua umum DPP PDI, untuk menguasai PDI dalam Kongres PDI di Medan pada 1996.
PDI pun terbelah yang lebih dikenal dengan Promeg (Pro-Megawati) dan Pro-SoerjadiKetika sejumlah tokoh PDI Surabaya semacam Latief Pudjosakti dan Mentik Budiwiyono memilih ikut pro-Soerjadi (mengingat betapa berkuasanya rezim Soeharto saat itu), Sutjipto dengan tegas mendukung Megawati
Tak peduli risikonya saat itu, dia terus menggalang kekuatan untuk melawanPDI Promeg ketika itu merupakan salah satu simbol perlawanan terhadap rezim Orde Baru
Kelompok Mega terus melawan dan puncaknya terjadi peristiwa 27 Juli 1996Ketika itu, Kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta, yang dikuasai massa Promeg diserbu dan diambil alih massa misterius berambut cepak
Sempat terjadi kericuhan dan Sutjipto berada di tengah-tengah "pertempuran" tersebutSutjipto pula yang menjadi simbol perlawanan massa Promeg Jatim terhadap rezim Orba dengan menjadikan rumahnya di Jalan Pandegiling, Surabaya, sebagai posko.
Sejarah kemudian berbalikSoeharto tumbang dan kelompok PDI Promeg lantas bermetamorfosis menjadi PDI Perjuangan hingga menjadi partai pemenang Pemilu 1999Karir politik Sutjipto kemudian ikut menanjak
Sutjipto menjadi ketua FPDIP di MPR dalam SU MPR 1999Dia termasuk salah seorang mastermind yang menaikkan Megawati Soekarnoputri menjadi presiden perempuan pertama RI pada 2001Pada 2000?2005, dia dipercaya menjadi Sekjen, kemudian menjadi salah seorang ketua DPP PDIP pada 2005-2010.
Pemberani yang Humanis
Kendati dikenal sebagai salah seorang tokoh yang berani berada di lapangan saat konflik, Sutjipto mempunyai sisi humanis yang cukup tinggiWawali Surabaya Bambang Dwi Hartono, yang juga salah seorang murid politiknya, mempunyai cerita mengenai hal tersebut.
"Ketika itu masih zaman konflik antara Promeg dan Pro-SoerjadiNah, salah satu massa Pro-Soerjadi teridentifikasi dan dihajar kawan-kawan Promeg," paparnyaSaking parahnya, massa Pro-Soerjadi tersebut sampai koma dan dirawat beberapa lama di RKZ.
Mendengar hal itu, Sutjipto langsung berang dan menelepon Bambang D.H"Aku langsung diseneniAku sampe bingung, soale aku yo gak ngerti (saya dimarahi dan saya bingung karena saat itu belum tahu duduk permasalahannya, Red)," ungkap Bambang di RS Darmo tadi malam.
Tampaknya, Sutjipto tidak suka dengan cara-cara kekerasan yang dilakukan massa PromegBambang mengenang, Sutjipto mengancam untuk mundur dari perjuangan bila massa Promeg beringas"Pak Tjip tak ingin massa Promeg sama saja dengan massa Pro-Soerjadi yang beringasTetap melawan, tapi tak boleh menghalalkan kekerasan," begitu pesan Sutjipto kepada Bambang.
Karena itu, Sutjipto tak segan-segan untuk turun ke lapangan guna memastikan tak ada kekerasan dari pihaknyaBahkan, ketika kantor DPD PDIP Jatim di Pandegiling dikepung massa Pro-Soerjadi dan terjadi pemukulan, Sutjipto memerintah anak buahnya untuk tetap tenang
"Tetap mempertahankan, tapi tak boleh terpancingSusah jugaLihat, si Awi (Adi Sutarwiyono, anggota FPDIP DPRD Surabaya, Red) dan si Becky (Becky Subechi, fotografer Jawa Pos, Red) sempat terpukul," kenang Bambang.
Pertarungan politik yang ganas tak melunturkan sifat humorisnyaSaat running dalam Pilgub 2008, Jawa Pos sempat mewawancarai SutjiptoBegitu usai wawancara, Jawa Pos meminta dia berpose akrab dengan Ir Sudjami, istrinya
Ketika itu, tiba-tiba saja Sutjipto bilang ingin berpose lucu"Seperti ini bagus tidak," ujarnya sembari memelototkan matanya secara kocak dan bergaya ala satria pewayangan
Istrinya yang jengah kemudian langsung menceletuk"Mas, ojok ngono tohIsin wis tuo (Mas, jangan gituMalu, sudah tua, Red)," katanya"Babahno to, DikCek awet enom (biarkan saja, DikBiar awet muda, Red)," timpal Sutjipto
Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo menuturkan, Minggu (20/11), Megawati sempat menjenguk Sutjipto di ICU RS Darmo, SurabayaBahkan, ketika itu Megawati juga meminta semua rekam data penyakit diberikan kepada kepala rumah sakit dan ketua tim dokter yang menangani Sutjipto"Cukup lama Ibu Megawati menunggui di sebelah tempat tidur Pak Tjip," jelasnya.
Menurut dia, Megawati mendengar berita duka saat baru saja menutup rapat pleno DPP di Kantor DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarinBegitu mendapat berita duka, Megawati langsung memerintah Tjahjo dan jajaran fungsionaris DPP, termasuk Fraksi PDIP di DPR, untuk secepatnya berangkat ke Surabaya"Saya sendiri bersama sejumlah teman berangkat malam ini (tadi malam, Red) ke Surabaya," ujarnya.
Tjahjo menyampaikan, seluruh kader partai merasa kehilangan"Dedikasi almarhum terhadap partai tidak diragukanBeliau sangat loyal pada setiap keputusan partai dan Ibu Megawati," ungkap Tjahjo yang juga ketua Fraksi PDIP di DPR tersebut.
Sekjen DPP PDIP periode 2005?2010 Pramono Anung juga langsung berangkat ke Surabaya tadi malamPram -begitu dia biasa disapa- menduduki posisi Wasekjen selama Sutjipto menjabat SekjenKarena itu, Pram yang kini menjadi wakil ketua DPR tersebut sangat mengenal karakter serta kepribadian Sutjipto"Beliau itu sangat lurus dan lempeng," kata Pram.
Bahkan, Sutjipto menunjukkan kiprahnya sejak zaman PDI masih ditekan rezim Orba"Pak Tjip itu panglimanya MegawatiKarena itu, ketika Megawati menjadi Wapres lalu presiden, Pak Tjip (yang aktif di Jawa Timur, Red) diminta ke Jakarta untuk menjadi Sekjen," ujar PramSelamat jalan, Pak Tjip(ano/pri/c5/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Kirim Tim Tambahan ke Semarang
Redaktur : Tim Redaksi