JAKARTA - Dua tokoh agama, Ahmad Syafii Maarif dan Franz Magnis-Suseno, kemarin menerima anugerah Habibie Award 2010Mereka mendapatkan penghargaan di bidang harmonisasi kehidupan beragama, yang merupakan kategori khusus dalam anugerah tahunan yang digelar sejak 1999 itu.
Ketua Dewan Pengurus The Habibie Center Ahmad Watik Pratiknya mengatakan, penghargaan khusus tersebut disesuaikan dengan tema yang diangkat tahun ini, yakni keprihatinan mengenai banyaknya konflik kekerasan.
"Persoalan konflik kekerasan ini mengantarkan kita semua pada persoalan besar, yaitu memudarnya kepercayaan antara kita sesama bangsa
BACA JUGA: Siap Kerahkan Massa, Tantang Referendum
Nilai-nilai kebersamaan, rasa saling menghormati, dan toleransi tidak lagi menjadi kiblat utama bangsa ini," kata Ahmad.Romo Magnis mengatakan, tidak ada hak bagi siapapun untuk paling merasa benar dalam menjalankan ajaran agama
BACA JUGA: Gamawan: Suku Minang, Suku Berani Hidup
Tidak ada mayoritas dan minoritas," kata pendiri Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara itu.Habibie Award digelar bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-11 The Habibie Center. Penghargaan Habibie Award tahun ini dianugerahkan kepada empat orang
BACA JUGA: Kursi CPNS Sumber Uang Haram Kada
Yakni, bidang ilmu rekayasa, yang diberikan kepada peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)Eniya dapat mewujudkan rekayasa teknologi fuel cell (sel bahan bakar) dan hidrogen untuk menciptakan eco-electricitySelanjutnya, penghargaan lain diberikan untuk kategori ilmu kebudayaan kepada Adrian Bernard Lapian, seorang guru besar Fakultas Sastra Universitas IndonesiaAdrian dinilai berdedikasi menguak sejarah kelautan IndonesiaPara penerima penghargaan mendapatkan hadiah berupa medali, sertifikat, dan uang tunai masing-masing sebesar USD 25.000.
Mantan Presiden BJ Habibie kemarin menyaksikan langsung penganugeraan ituWakil Presiden Beodiono juga turut hadirBoediono berharap The Habibie Center bisa terus mengawal demokrasiIa mengatakan, konsolidasi demokrasi tetap memiliki risikoSatu-satunya cara mengawal demokrasi, kata Boediono, adalah dengan menunjukkan manfaat nyata bagi rakyat"Tanpa pemerintahan efektif, juga tidak ada hasil nyata," kata Boediono(sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal DIY, SBY Dinilai Tak Punya Kearifan Konstitusi
Redaktur : Tim Redaksi