Syafii Masih Satu Kelompok dengan Teroris Katibah Gonggong Rebus di Batam

Kamis, 22 Desember 2016 – 11:39 WIB
Tim gabungan Densus 88 Anti Teror Polri dan Polda Sumut menggeledah rumah Syafii yang diduga terlibat dalam jaringan teroris kelompok Katibah Gonggong Rebus (KGR) pimpinan Gigih Rahmat Dewa, berinisial SY, 27. Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS

jpnn.com - DELISERDANG - Roni Syamsudi Lubis alias Syafii terduga teroris yang ditangkap di Sibiru-biru, Deliserdang, Sumut sudah lama menjadi DPO Detasemen Khusus (Densus) 88 anti terror.

Berdasarkan data di KTP, Syafii lahir di Bukit Lawang, Bahorok, Langkat. Pria berusia 27 tahun ini berdomisili di Bida Ayu Blok E Nomor 53, RT 001, RW 015, Kelurahan Mangsang, Kecamatan Sungai Beduk, Batam, Kepulauan Riau.

BACA JUGA: Terduga Teroris di Sibiru-biru Sehari-hari Berdagang Bakso Kojek

Menurut Rina, Syafii bergabung dalam kelompok Katibah Gonggong Rebus (KGR), pimpinan Gigih Rahmat Dewa. Menurut dia, Syafii turut bersama-sama merencanakan kegiatan tindak pidana terorisme yang sama.

"Gigih Dewa sudah ditangkap. Dia (Syafii) dan kelompoknya bersama-sama dengan anggota KGR lainnya memfasilitasi dua warga negara asing (WNA) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang termasuk jaringan teroris The East Turkestan Islamic Movement," kata mantan Kapolres Binjai kepada Sumut Pos (Jawa Pos Group) Rabu (21/12).

BACA JUGA: Sudah Menyesal, Penista Agama Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Dia bilang, dua WNA RRT itu dari etnis Uyghur bernama Ali alias Faris Kusuma alias Nu Mehmet Abdulah Cuma dan Doni Sanjaya alias Muhammad alias Halide Tuerxun yang juga merupakan kelompok teroris The East Tukerstan Islamic.

Mereka, kata Rina, masuk ke Indonesia secara ilegal. Tempat persembunyiannya selama ini, kata Rina, di Batam. 

BACA JUGA: Saat Menunggu Izin Menikah dari Istri Pertama dan Kedua

Namun, Rina tak merinci lebih jauh terkait tempat persembunyian tersebut. Begitupun, Rina bilang, kalau dua WNA RRT itu sudah dideportase ke negara asalnya. 

Rina menambahkan, Syafii berperan untuk mengajak orang bergabung ke kelompok KGR. "Tersangka ini juga mengetahui dan ikut serta dalam menjalankan atau mengelola Rafiqa Travel milik Rafiqa Hanum, Istri Bahrum Naim alias Abu Aisyah," kata Rina tanpa merinci lokasi Rafiqa Travel tersebut.

Perwira menengah dengan pangkat tiga melati emas di pundaknya ini juga bilang, Syafii pernah mengikuti baiat pada organisasi ISIS bersama-sama anggota kelompok KGR pada Agustus 2016 di Sungai Ladi, Batam. 

Dia bilang, Syafii tak melakukan perlawanan saat akan diciduk oleh petugas Densus 88 Anti Teror.

"Tadi yang diboyong Densus ada satu unit HP dan satu unit laptop. Rencananya tersangka akan diboyong ke Jakarta, besok (hari ini, Red)," kata Rina.

Tepat pukul 15.10 WIB, petugas dari Poldasu dan Polres Deliserdang berangsur-angsur meninggalkan lokasi. 

Namun, petugas dari Polres Deliserdang tidak balik ke Mapolres, melainkan menuju warung Herman Lubis, ayah Syafii di di Jalan Talunkenas-Tanjung Morawa, Dusun IV, Kampung Dalam, Desa Talunkenas, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deliserdang. Namun upaya Polisi itu sia-sia. 

Herman Lubis diduga telah kabur sebelum pesonel Polisi tiba.

"Sudah kabur bapaknya. Saat Polisi ramai-ramai, sudah enggak ada," kata Kepala Desa Talunkenas, Mahmudin Barus. 

Mahmudin mengatakan, petugas gabungan yang datang hanya menemukan sejumlah foto-foto yang tergantung di dinding.

"Enggak dapat apa-apa. Mungkin sudah dibawa semua sama yang punya warung," kata pria bertopi ini.

Menurut seorang warga bermarga Saragih, Herman Lubis dikenal sebagai pribadi yang biasa-biasa saja. 

"Kalau anaknya memang agak lain. Anaknya itu menutup diri dan pendiam," kata Saragih yang ikut menyaksikan penggerebekan di warung Herman Lubis.(ted/rul/adz/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biasanya Tidur Mendengkur tapi Sekarang tak Ada Suaranya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler