jpnn.com, JAKARTA - Mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menekankan tiga hal penting dalam menghadapi revoluasi industri 4.0 yakni inovasi, kolaborasi dan investasi.
Ketiga hal tersebut, kata Syahrul menjadi pilar penting untuk memastikan industri strategis yang bisa menjadi lokomotif untuk mewujudkan Indonesia maju
BACA JUGA: Gita Gutawa Ajak Masyarakat Tingkatkan Skill Hadapi Revolusi Industri 4.0
"Tanpa inovasi kita akan berjalan di tempat dan jangan membayangkan Indonesia yang lebih baik. Maka itu, inovasi harus dikedepankan dan komitmen pemerintah sangat serius. Penyiapan anggaran riset di tahun-tahun mendatang disiapkan dalam jumlah signifikan besarnya dibanding sebelumnya," ujar Syahrul di Jakarta, kemarin.
Selain inovasi, kata Syahrul, bangsa Indonesia harus membangun kolaborasi yang kuat. Pasalnya, jika berjalan sendiri-sendiri, akan memakan waktu yang lama terutama untuk menyiapkan tenaga-tenaga muda yang menguasai teknologi kekinian dan masa depan.
BACA JUGA: Perlu Agenda Khusus Menangani Persoalan Papua
"Jadi sambil melakukan investasi untuk membangun sistem dan manusia yang mengoperasikannya, kolaborasi adalah pilihan terbaik," tandas dia.
Syahrul mencontohkan bagaimana berbagai pihak berkolaborasi memproduksi sarana transportasi yang menggunakan bahan bakar yang terbarukan dan ramah lingkungan. Dalam konteks itu, kata dia, maka produksi mobil konvensional akan ditinggalkan dan bangsa Indonesia akan melakukan lompatan besar memproduksi mobil yang ramah lingkungan dan yang bebas asap pembawa polusi udara.
BACA JUGA: Syahrul Yasin Limpo Dorong Pengembangan Teknologi Pertanian
Karena itu, menurut dia, industri mobil berbahan bakar tenaga surya atau minimal menggunakan tenaga listrik menjadi pilihan-pilihan kebijakan pembangunan industri masa depan dari pemerintah.
"Presiden Joko Widodo menekankan bahwa kita tidak cukup lagi membuat sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya tetapi harus lebih baik dari bangsa-bangsa lainnya. Untuk mencapai kemajuan itu lebih cepat, kita harus berani berkolaborasi sambil melakukam adopsi dan investasi teknologi-teknologi terkini dari negara-negara lain yang lebih dahulu menguasainya," ungkap dia.
Lebih lanjut, Syahrul menuturkan tiga pilihan industri masa depan yang akan digenjot pemerintah hingga 2025, yakni komunikasi dan telekomunikasi, agrobisnis serta transportasi. Menurut dia, ketiga sektor tersebut selain memiliki daya dorong terhadap sektor pembangunan ekonomi, juga yang terpenting menyentuh kehidupan mayoritas rakyat di negeri ini.
"Pada akhirnya tiga pilihan industri tersebut bisa mengangkat kesejahteraan rakyat Indonesia dan lapangan kerja bagi generasi angkatan kerja baru lebih banyak terbuka," kata dia.
Syahrul menilai tiga pilihan industri masa depan tersebut bisa diwujudkan oleh masyarakat Indonesia. Apalagi, kata dia, masyarakat saat ini hidup di era yang berkelimpahan atau abundance era di mana apa yang dulunya sulit kini serba dimudahkan.
"Telekomunikasi contohnya, dahulu begitu mahal untuk berkomunikasi diantara pihak-pihak yang membutuhkan. Sekarang ini bahkan tak sedikit yang gratis misalnya wifi gratis yang disediakan gratis di tempat-tempat umum. Bahkan informasi apa saja melimpah ruah di dunia maya dari seluruh penjuru dunia. Sampai-sampai biaya studi banding yang dulunya sangat mahal, kini tersedia lengkap mengenai apa saja di negara mana saja cukup menggunakan handphone dengan fasilitasi internet," terang dia.
Selain hidup di era yang berkelimpahan, tambah Syahrul, masyarakat sekarang hidup pada era kebermungkinan atau possibility era di mana generasi baru pelaku ekonomi berbasis digital dapat menjadi milyarder dalam hitungan satu dua tahun.
"Kekayaan yang dicapai Ford. Onnasis Rockfeller dalam puluhan tahun bahkan dekade, dicapai dengan sangat singkat oleh bos Alibaba (Jack Ma) bos Grab, Gojek (Nabiel Makarim) dan ratusan contoh keberhasilan lainnya yang hanya mungkin dicapai di era abundance, era possibility dan digital ini," jelas dia.
Padahal, menurut Syahrul, apa yang terjadi sekarang hanyalah angan-angan pada masa lampau dan hampir mustahil terjadi. Perubahan drastis, kata dia, bakal terjadi lagi dalam waktu-waktu mendatang. Karena itu, dia mendorong masyarakat Indonesia mengenali perubahan tersebut dari sekarang sehingga bisa mengetahui aranya ke depan.
"Industri masa depan yang sebagian tingkatannya sudah mencapai versi 4.0. Bagaimana praktiknya? Bagaimana rupanya, bagaimana implikasinya bagi peradaban, sosial, ekonomi dan lain-lain? Kita harus bisa merencanakan lebih baik dari perencana sebelumnya,” katanya.
Lebh lanjut, Syahrul mengatakan industri 4.0 pasti akan trending, maka beruntunglah orang yang mempercayai itu dan mempersiapkan diri menghadapinya. Kita dan Indonesia percaya dengan perubahan yang semakin cepat dan level permainan yang semakin tinggi.
“Kita semua harus siap menjadi pemenang, menjadi negara maju dalam arti yang sesungguhnya," pungkas dia.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jabar Provinsi Pertama yang Menerapkan Teknologi di Bidang Perikanan
Redaktur & Reporter : Friederich