jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan mengutuk keras aksi pembakaran Al-Qur’an di Stockholm, Swedia yang bertepatan dengan pelaksanaan Iduladha pada Rabu (28/6).
Menurut dia, ini adalah tindakan tercela yang tidak menghargai keyakinan umat islam. Menodai keyakinan agama dengan dalih kebebasan berekspresi adalah kebebasan yang tidak bertanggungjawab.
BACA JUGA: Pembakaran Al-Quran Tindakan Biadab, Amerika Serikat pun Mengutuknya
Selain itu, tindakan itu merupakan eskalasi islamofobia yang harus dihentikan. Setiap negara seharusnya tidak mentoleransi upaya dan aksi menodai kepercayaan beragama.
“Saya meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk menyampaikan nota keberatan atau protes diplomatik kepada Pemerintah Swedia atas aksi tidak terpuji ini. Setiap negara harus punya pemikiran yang sama bahwa setiap upaya penodaan agama tidak dapat dibenarkan,” tutur Politisi Senior Partai Demokrat ini.
Menurutnya, landasan kehidupan yang beradab adalah penghargaan akan keyakinan. Setiap manusia dan bangsa punya keyakinan beragama yang harus dihormati dan dijunjung tinggi.
Dalih kebebasan bukan sesuatu yang absolut, dia mestinya bersandar pada hak kebebasan yang sama yang dimiliki oleh orang lain.
BACA JUGA: Pembakaran Al-Quran di Masjid Stockholm, HNW: Boikot Produk Swedia
Inilah makna penting toleransi. Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi mestinya memahami bahwa toleransi adalah akar dari kebebasan. Kebebasan yang merenggut bahkan menodai keyakinan orang lain bukanlah kebebasan yang hakiki.
Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini secara khusus mengusulkan adanya konsensus internasional menyikapi eskalasi islamofobia yang terus berulang.
Tidak bisa membiarkan kebencian dan permusuhan berlindung dibalik diksi kebebasan yang semu. Ini akan merusak perdamaian global yang dituju bersama.
BACA JUGA: Gus Falah Kecam Pembakaran Al-Qurâan di Denmark
Jika menganggap apa yang terjadi di Swedia ini adalah wajar, maka tidak akan ada toleransi berkelanjutan dalam kehidupan antarbangsa. Sikap memusuhi keyakinan beragama harus diakhiri.
“Ini adalah komitmen kolektif yang harus diwujudkan dalam aturan hukum di setiap negara. Dunia telah menghadapi sekian banyak persoalan, mulai dari eskalasi geopolitik yang semakin dinamis, ketidakpastian ekonomi, sampai ancaman perubahan iklim,” tutup Syarief. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Swedia Usut Ujaran Kebencian setelah Izinkan Pembakaran Al-Quran
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian