Syarief Hasan: Insentif Kunci Mencapai Kemandirian Energi

Minggu, 12 Februari 2023 – 18:54 WIB
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan mengapresiasi kenaikan realisasi investasi hulu migas pada 2022 lebih baik dari tahun sebelumnya.

SKK Migas (2023) melaporkan bahwa realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai $12,3 miliar atau Rp 182 triliun. Angka tersebut, naik 13 persen dibandingkan 2021 yang mencapai $10,9 miliar.

BACA JUGA: Bersama SBY Saksikan Proliga 2023, Syarief Hasan Jagokan Jakarta LavAni Allo Bank

Meski demikian, realisasinya pada 2022 belum mencapai target yang ditetapkan sebesar $13,2 miliar.

"Ini tentu menjadi tantangan bagi pemangku kebijakan dan pelaku usaha migas agar terus meningkatkan skala produksinya, mengingat kebutuhan migas yang semakin meninggi," kata Syarief Hasan.

BACA JUGA: Syarief Hasan Beber Alasan Pentingnya UU MPR

Menurut Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY itu sumber energi migas masih menjadi tumpuan untuk menggerakkan roda perekonomian.

Inisiatif untuk memacu energi baru dan terbarukan tentu harus terus didorong, sejalan dengan produksi energi fosil.

BACA JUGA: Cicipi Bakmi Jowo Mbah Gito, Syarief Hasan: Luar Biasa

Apalagi, ungkap dia, aktivitas masyarakat kembali normal, artinya kebutuhan migas juga akan semakin tinggi.

Faktanya, realisasi produksi minyak pada 2022 hanya mencapai 612.300 bpod, lebih rendah ketimbang target sebesar 703.000 bpod, atau dibandingkan realisasi tahun lalu hanya 660.300 bpod.

Produksi gas juga sama, hanya sebesar 5.347 bpod dibandingkan target 5.800 mmscfd.

“Ini perlu diatensi khusus, bagaimana menyiapkan strategi yang tepat agar produksi migas semakin tinggi. Jika ini dibiarkan, defisit neraca perdagangan migas akan semakin besar," ungkapnya.

Dia menambahkan, BPS mencatat sepanjang 2022, volume impor migas meningkat menjadi 47,74 juta ton, naik 5,61 juta ton dibandingkan 2021.

"Ini artinya, nilai impor melonjak 58,32 persen mencapai $40,42 miliar. Akibatnya di tahun 2022 ini, defisit neraca perdagangan migas sebesar $24,4 miliar, melonjak 83,69 persen dibandingkan $13,28 miliar pada 2021,” ujar Syarief.

Oleh karena itu, Politisi Senior Partai Demokrat ini meminta agar sektor migas ini mendapatkan prioritas dan insentif.

Menurut dia, persoalan migas bukan saja isu ekonomi dan energi, tetapi berkaitan dengan kedaulatan negara.

Di tengah ketidakpastian global dan ancaman resesi yang masih membayangi dunia, sektor energi akan sangat menentukan keberlanjutan hidup sebuah negara.

Dia berharap pemangku kebijakan, terutama SKK Migas sebagai regulator di sektor hulu dan Pertamina sebagai pemain utama migas terus mencari strategi dan skema terbaik agar skala produksi terus meningkat.

Namun, lebih dari itu, persoalan ini harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, terutama peningkatan investasi dan operasional produksi migas.

Kinerja produksi Pertamina yang melampaui target pada 2022 ini patut diapresiasi, namun tidak boleh berpuas diri.

"Maka kami masih punya sederet pekerjaan rumah. Pada akhirnya, kemandirian energi adalah tujuan yang mesti diseriusi,” tutup Syarief. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Elza Syarief Pastikan Kliennya Tidak Melakukan Wanprestasi


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler