jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan meminta pemerintah untuk berhati-hati dalam mengambil langkah atas tragedi yang menyebabkan tewasnya pekerja di PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Pemerintah perlu mengurai terlebih dahulu apa yang menjadi akar perkaranya, apakah ini sekadar tuntutan kenaikan upah, atau justru wujud ketimpangan akses, pendapatan, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
BACA JUGA: Bentrok TKA China vs TKI di Morowali Utara, nih Reaksi Politikus Senior Demokrat, Petaka!
Oleh karena itu, perkara ini mesti dilihat lebih holistik dan dengan respons langkah yang imparsial.
Apa yang terjadi pada minggu (14/1) ini juga harus menjadi evaluasi secara menyeluruh pada kebijakan investasi sumber daya mineral di Indonesia.
BACA JUGA: Menaker Ida Turunkan Tim Investigasi untuk Usut Kerusuhan di Morowali Utara
“Tragedi di PT GNI ini harus jadi titik tolok evaluasi kebijakan pengelolaan tambang di Indonesia. Apakah narasi investasi yang kerapkali disampaikan pemerintah ini bentuk investasi berkualitas dan merakyat," ujar Politisi Senior Partai Demokrat ini.
Menurut Syarief Hasan, investasi adalah hal yang baik dan hal ini memang mesti digalakkan.
Namun, jika investasi itu hanya menimbulkan petaka dan dampak keekonomiannya tidaklah sebanding, maka jenis investasi seperti itu haruslah dievaluasi.
Menurut dia, obral investasi yang acapkali di dengar tidak sekadar penyerahan pengelolaan kekayaan alam, tanpa kontribusinya bagi masyarakat, perekonomian daerah, dan negara.
Apalagi, kata dia, untuk nikel yang menjadi komoditas berharga untuk industri kendaraan listrik dan vital lainnya, sejatinya Indonesia punya potensi untuk menjadi penentu.
Kementerian ESDM (2020) merilis data sebanyak 72 juta ton atau 52 % dari cadangan nikel dunia terdapat di Indonesia, tersebar di berbagai wilayah termasuk di Morowali Utara.
Fakta ini menandaskan pentingnya Indonesia dalam industri berbahan baku nikel. Jika pemerintah tidak mengambil respons dan desain kebijakan yang tepat, apalagi menyikapi tragedi yang terjadi.
Maka dari itu, hanya akan menyisakan memori buruk dalam pengelolaan sumber daya mineral.
“Saya sangat prihatin dengan tragedi di PT GNI ini. Saya juga berharap peristiwa ini menjadi pelajaran, introspeksi, dan evaluasi menyeluruh kebijakan dan tata kelola pertambangan," tuturnya.
Dia meminta pemerintah harus menginvestigasi kejadian ini dengan sungguh-sungguh, tentu dengan melibatkan banyak kalangan yang kompeten.
Investasi penting, namun tidak lebih berharga dari nyawa rakyat. Jika investasi hanya menghasilkan luka dan korban, maka kebijakan pengelolaan sumber daya tidaklah sesuai dengan amanat konstitusi,” tutup Syarief. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ART Ingatkan Kapolri soal Bentrok TKA China vs Pekerja Lokal di Morowali
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian