JAKARTA - Mantan Bupati Kutai Kertanegara (Kukar) yang pernah menjadi napi kasus korupsi, Syaukani Hasan Rais, dijadwalkan menjalani medical check-up menyeluruh di Rumah Sakit Mount Elizabeth keluarga SyaukaniSyaukani, rencannaya juga akan menjajaki pengobatan terbaru untuk penyakit yang dideritanya
BACA JUGA: PBNU Desak Pemerintah Perjuangkan Tambahan Kuota Haji
Salah satunya adalah pencakokan otak melalui metode sel punca atau sel induk (stem cell)
BACA JUGA: Majikan Sumiati Harus Dihukum Qishas
"Termasuk itu (pengobatan lewat stem cell), kita denger di Inggris dan Cina sudah ada yang cobaMengutip situs Daily Mail, Selasa (16/11), tim dokter Inggris sudah mulai menguji coba penyuntikan sel punca pada pasien yang sel otaknya mati setelah terserang stroke
BACA JUGA: Disesalkan, Wartawan Minta Jatah IPO PT KS
Sebanyak dua juta sel punca syaraf disuntikan ke jaringan otak pasien yang tak disebutkan namanya itu, dengan tujuan merangsang otak menggunakan sel pengganti tersebutSel punca yang disuntikan dibuat di laboratorium dari sel otak janin berusia 12 mingguKarena berasal dari makhluk hidup itulah, metode pengobatan stem cell sempat dilarang namun akhirnya baru-baru ini disetujui, setelah diperkirakan bisa menjadi cara pengobatan untuk penyakit yang sulit disembuhkan seperti HIV/AIDS, stroke, jantung dan sebagainya.
Menurut ahli syaraf dari Universitas Glasgow, Keith Muir, penyuntikan ditujukan untuk mengetahui keamanan pengobatanTapi untuk sementara pengobatan dinilai sukses karena belum terlihat penolakan dari tubuh pasien bahkan kondisinya cenderung membaikKondisi pasien stroke pertama di dunia penerima stem cell akan dipantau selama dua tahunMeski baru tahap percobaan, sampai 2011 setidaknya sudah ada 13 pasien yang sebagian besar berumur 60 tahun, tambah Muir, siap menjalani percobaan dengan dosis penyuntikan stem cell terus ditingkatkan sampai 20 juta sel.
Pada penderita stroke, sel otak rusak setelah kekurangan oksigenKondisi seperti ini dialami Syaukani setelah sempat gagal bernafas pada 7 Januari 2009 saat dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, JakartaSetelah diizinkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Andi Matalatta (waktu itu), tanggal 25 Februari 2009, Syaukani kemudian diperbolehkan berobat ke Mount ElizabethSetelah berobat sebulan lebih, dia kemudian pulang kembali ke RSPP dengan status tahanan kembali.
Meski membaik, organ penting Syaukani seperti memori, kaki, tangan, dan mata tak bisa berfungsi normal lagiSejak itu pula, hidupnya harus bergantung pada orang lain karena lumpuh. Bahkan sampai sekarang dia sering hilang ingatan untuk mengingat orang terdekatnya seperti perawat pribadi dan anak istrinya.
Meski siap menjalani stem cell, lanjut Silvi, semuanya tergantung dari hasil diagnosa dokter Mount ElizabethYang pasti, sehari setelah tiba di Singapura, ayahnya akan langsung menjalani pemeriksaan menyeluruh termasuk lewat Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mengetahui kondisi organ diotak apakah terdapat tumor atau tidak(pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MPR Minta BNPB Gandeng BPK dan BPKP
Redaktur : Tim Redaksi