Tahun Politik Tiba, Pegang Teguh Pancasila

Kamis, 11 Januari 2018 – 23:42 WIB
Siti Musdah Mulia. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Yayasan  Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Siti Musdah Mulia mengajak kepada seluruh pihak menjaga persatuan selama tahun politik pada 2018 ini.

“Untuk menjaga agar situasi selama pilkada serentak ini tetap damai tentunya perlu ada persiapan bagi kita semua agar tidak timbul gejolak,” ujar Musdah, Kamis (11/1).

BACA JUGA: Tahun Politik, MenPAN-RB Minta Aktivitas ASN Dipantau

Dia juga meminta semua pihak menyadari bahwa membangun bangsa Indonesia adalah sebuah kerja keras yang sangat panjang.

“Kita harus memikirkan jerih payah para founding fathers and mothers kita sejak sebelum proklamasi sampai sekarang. Ini adalah sebuah usaha yang panjang dan usaha yang sangat mulia,” ujar ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ) ini.

BACA JUGA: Pancasila Bintang Penunjuk Arah Bangsa

Dirinya mengajak semua pihak mendahulukan kepentingan bangsa daripada ego,  pribadi maupun urusan partai dan golongan.

Menurut dia, perbedaan pilihan politik tidak boleh menjadi alasan untuk melakukan hoaks, membuat fitnah atau mem-bully sesama.

BACA JUGA: Waspada Isu SARA di Tahun Politik

“Sebab, buat saya hal itu adalah sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, bertentangan dengan nilai-nilai kebinekaan, dan bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Yang pasti semua itu bertentangan dengan esensi ajaran agama itu sendiri,” ujarnya.

Dia menambahkan, Indonesia harus bisa menunjukkan kepada dunia cara berpolitik yang baik.

Caranya dengan mengedepankan kesantunan, kebersamaan dan prinsip-prinsip demokrasi seperti yang tertera di dalam Pancasila.

“Ada Ketuhanan Yang Maha Esa sehingga nilai-nilai ketuhanan itu membingkai seluruh perilaku politik. Harus dingat bahwa dengan menyatakan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa artinya kita berpolitik itu bukan seperti homo homoni lupus yakni setiap yang kuat menelan yang lemah. Tidak seperti itu. Namun, menggunakan nilai-nilai ketuhanan yang meyakini bahwa adanya Tuhan maka mengakui sebagai orang yang beragama.” ujarnya.

Menurut dia, dengan memegang nilai-nilai ketuhanan, manusia sejatinya tidak berani melakukan hal-hal yang bertentangan dengan esensi agama, nilai-nilai kemanusian yang adil dan beradab.

“Meski kita berbeda partai, berbeda pilihan politik, berbeda apa pun jangan sampai merusak sisi sisi kemanusiaan kita yang hanya untuk kepentingan politik praktis untuk jangka pendek,” kata alumnus jurusan Bahasa dan Sastra Arab IAIN Alauddin Makassar itu.

Karena itu, dia juga meminta pemerintah untuk lebih berperan jika nantinya terjadi pelanggaran. Sebab, pemerintah yang memiliki kekuatan dan kekuasaan.

“Namun, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Harus didukung oleh segenap warga bangsa. Yang pasti buat saya pemerintah harus benar-benar menegakkan penegakan hukum jika terjadi pelanggaran,” ujarnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bakal Ramai Hoaks untuk Kacaukan Strategi Lawan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler