Tahun yang Mengerikan

Sabtu, 31 Desember 2022 – 21:21 WIB
Untuk pertama kalinya sejak invasi dimulai Februari lalu, warga Ukraina harus bertahan hidup dari gempuran tentara Rusia dan kerasnya musim dingin sekaligus. Foto: Dimitar DILKOFF / AFP

jpnn.com - ANNUS horribilis adalah ungkapan dari bahasa Latin untuk menggambarkan tahun yang penuh peristiwa suram atau bahkan peristiwa mengerikan.

Ungkapan itu kali pertama dipakai oleh Vatikan pada 1891 ketika mengumumkan konsep infallibility kepausan. Dengan konsep itu, paus dianggap terlindung dari berbuat kesalahan.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem dan Garam Mak-Mak

Dalam istilah Islam, infallibility disebut dengan istilah maksum atau terpelihara dari salah dan dosa. Nabi Muhammad mempunyai kualitas maksum.

Ungkapan annus horribilis populer dan viral ke seluruh dunia pada 1992. Ketika itu, Ratu Inggris Elizabeth II (1926-2022)  memberikan pidato rutin akhir tahun.

BACA JUGA: The Real Winner is Qatar

Pada saat itulah Elizabeth menyebut 1992 sebagai annus horribilis alias tahun kesuraman dan kesedihan.

Disebut demikian karena banyak tragedi yang terjadi di lingkungan monarki Inggris. Yang paling mencolok ialah perceraian yang terjadi pada anak-anak Elizabeth.

BACA JUGA: Revolusi Prancis

Pangeran Charles bercerai dari Putri Diana. Pangeran Andrew pisah dari Sarah Ferguson. Putri Anne bercerai dari Kapten Mark Phillips.

Selain itu, ada banyak peristiwa eksternal yang menambah kesuraman. Istana Windsor yang menjadi salah satu kastel kesayangan Elizabeth terbakar.

Pada tahun itu pula Mauritania -salah satu negara anggota Persemakmuran Inggris yang terletak di Afrika Timur- menyatakan merdeka. Mauritania mencopot gelar Elizabeth sebagai kepala negara, lalu menggantikannya dengan seorang presiden.

Dalam sejarah Islam juga dikenal adanya 'amul huzni' atau tahun kesedihan. Pada 619, Nabi Muhammad mengalami kesedihan mendalam karena wafatnya orang-orang yang dicintainya, yaitu Siti Khadijah dan Abu Thalib.

Siti Khadijah yang menjadi istri Nabi Muhammad selama 25 tahun memberinya beberapa anak perempuan. Dengan harta dan pengaruhnya, Khadijah menjadi penyokong utama perjuangan maupun dakwah Rasulullah.

Siti Khadijah menjadi perempuan pertama yang beriman kepada Rasulullah setelah Nabi Muhammad menerima wahyu pertama di Gua Hira. Khadijah mendapat julukan sebagai 'Ummul Mukminin' atau ibu segenap orang-orang yang beriman.

Kepergian Siti Khadijah benar-menar memukul Nabi Muhammad. Tidak berselang lama, Abu Thalib juga wafat.

Paman Nabi itu merupakan pelindung yang memberi proteksi terhadap Muhammad dari persekusi kaum kafir Quraisy. Sebagai kepala Bani Hasyim, Abu Thalib sangat disegani oleh semua kabilah di Makkah.

Perlindungan Abu Thalib membuat Nabi Muhammad dalam posisi tidak diganggu oleh kaum kafir Quraisy. Oleh karena itu, kepergian Abu Thalib membawa kesedihan yang mendalam bagi Nabi Muhammad.

Tahun itu dikenang sebagai tahun kesedihan. Namun, Allah kemudian memberi hiburan kepada Nabi Muhammad dengan mengundangnya untuk bertemu di Sidratulmuntaha.

Maka pada tahun itu Nabi Muhammad mengadakan perjalanan spiritual yang dikenal sebagai Isra Mikraj. Perjalanan dua etape pada malam hari, yakni dari Makkah menuju Masjidilaksa di Palestina, kemudian Mikraj naik ke langit untuk bertemu Allah.

Hari ini kita berada pada pengujung 2022. Sangat banyak peristiwa buruk yang terjadi sepanjang tahun yang membuat situasi menjadi suram.

Akan tetapi, di sisi lain ada juga peristiwa yang menciptakan optimisme dalam menyambut tahun yang baru. Menjelang pergantian  tahun, Indonesia mengakhiri pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Kebijakan itu menandai akhir dari siaga pandemi yang sudah berlangsung selama hampir tahun terakhir. Dengan berakhirnya PPKM, Indonesia secara resmi menyatakan lepas dari siaga pandemi.

Memang hal itu disambut dengan sukacita, tetapi juga dengan dibarengi kewaspadaan yang membawa waswas.

Pandemi Covid-19 telah memorakporandakan dunia internasional. Ketika sains dan teknologi berkembang membawa manusia kepada kemakmuran dan kesejahteraan, muncul virus kecil yang membuat seluruh dunia tunggang langgang.

Terbukti bahwa sistem kesehatan dunia tidak siap menghadapi serangan tidak terduga itu. Tahun-tahun pandemi membuktikan betapa rapuhnya pertahanan dunia dari serangan virus kecil itu.

Serangan itu sekaligus membuktikan bahwa masyarakat internasional tidak mempunyai mekanisme baku untuk mempertahankan dirinya sendiri. Setiap negara mempunyai caranya sendiri untuk menghindari bencana.

Tidak ada komando tunggal yang bisa menjadi panutan. Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok sebagai tiga kekuatan besar internasional tidak berdaya menghadapi serangan pandemi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pandemi di berbagai negara telah menelan korban jiwa lebih dari 16 juta jiwa. Amerika Serikat yang diharapkan berada pada garda paling depan melawan pagebluk ternyata malah menjadi korban yang paling parah.

Tiongkok, yang menjadi titik awal penyebaran virus, tunggang-langgang dan dilanda kepanikan masal.

Serangan virus ini membuat masing-masing negara mencari selamat sendiri dan tidak peduli terhadap keselamatan orang lain. Filosof Slavoj Zizek yang berpaham kiri menertawakan negara-negara kapitalis global yang kehabisan akal menghadapi pagebluk.

Dia menganggap kapitalisme global yang bertumpu pada individualisme  gagal menghadapi pandemi. Zizek pun menegaskan bahwa sekaranglah saatnya dunia internasional beralih memeluk ideologi sosialisme internasional dengan bersatu padu melawan pagebluk.

Teknologi kesehatan dunia akhirnya bisa menemukan vaksin penghalau pandemi. Tesis Zizek terbantahkan sekali lagi.

Kapitalisme global kembali membuktikan bahwa dia memiliki mekanisme internal yang bisa membebaskan dirinya dari kesulitan. Itulah sebabnya kapitalisme bisa tetap bertahan hidup, sedangkan komunisme sudah ambruk sejak 1990-an ketika Uni Soviet dan sekutu-sekutunya bubar.

Kapitalisme global bisa dengan cepat menemukan vaksin yang kemudian diproduksi secara masal dan didistribusikan ke seluruh dunia. Dalam sejarah ilmu kesehatan, penemuan vaksin membutuhkan waktu panjang.

Untuk menyatakan vaksin layak disuntikkan pun membutuhkan waktu lama. Akan tetapi, kali ini dunia kedokteran modern membuktikan bahwa vaksin bisa ditemukan dalam hitungan bulan.

Kapitalisme global bisa lolos dari resesi besar pada 1930-an dengan munculnya resep Keynes. Ketika dunia hampir bangkrut karena resesi, muncul ekonom Inggris John Maynard Keynes yang menyarankan pemerintah mengeluarkan anggaran besar untuk menggerakkan ekonomi dan membantu rakyat yang kelaparan.

Kapitalisme selamat dengan mengadopsi cara sosialisme yang melibatkan peran negara untuk mengatur ekonomi.

Kali ini dunia selamat dari ancaman pandemi, tetapi, segera menghadapi ancaman nyata dalam bentuk perang antara Rusia melawan Ukraina. Perang sudah berlangsung hampir setahun, tetapi tidak ada penyelesaian yang komprehensif.

Dunia punya Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Akan tetapi, PBB tidak ada artinya dan hanya menjadi kepanjangan tangan negara-negara Barat pemenang Perang Dunia Kedua.

PBB tidak punya gigi menghadapi Rusia yang menentang Barat.

Perang Rusia vs Ukraina ini menjadi ironi. Rusia marah karena tetangganya itu masuk menjadi anggota North Altantic Treaty Oganization (NATO), sebuah organisasi pakta pertahanan di bawah dikomandoi Amerika Serikat.

Tujuan Ukraina masuk ke NATO ialah demi mendapatkan perlindungan militer. Namun, ternyata NATO tidak bisa berbuat banyak ketika Ukraina dihajar tiap hari oleh Rusia.

Perang masih terus berlanjut dan sampai sekarang ada solusi konkret. Ekonomi internasional yang seharusnya bisa mulai bernapas pascapandemi, harus megap-megap lagi karena perang yang membawa ancaman resesi.

Kalau perang tidak bisa diselesaikan,  dunia harus siap-siap menghadapi resesi.

Tahun yang suram makin gelap karena munculnya berbagai bencana alam. Musim dingin tahun ini menjadi yang terburuk di Amerika. Sedikitnya 60 orang tewas menjadi korban badai dan terperangkap kedinginan karena suplai listrik terputus.

Di semua penjuru dunia bencana alam terjadi dalam bentuk banjir, gempa bumi, dan tsunami. Bencana alam terjadi karena perubahan cuaca yang tidak terkendali.

Filantrop dan aktivis lingkungan Bill Gates sudah mengingatkan bahwa ancaman selanjutnya bagi dunia ialah bencana lingkungan. Bos Microsoft itu berkampanye ke seluruh dunia supaya emisi karbon dunia dihapuskan dari 51 miliar ton per tahun menjadi nol persen.

Hal ini mustahil terjadi, tetapi harus terwujud. Ironisnya, penghasil emisi karbon terbesar dunia adalah Amerika Serikat, negara tempat Bill Gates tinggal.

Nasib manusia terletak pada tangan manusia sendiri. Bencana pandemi, perang, dan lingkungan adalah ‘man-made disaster' atau bencana akibat ulah tangan manusia sendiri.

Bisakah annus horribilis diubah menjadi annus mirabilis yang penuh harapan? Selamat Tahun Baru 2023.(***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Corcoran G20


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler