Taiwan Dinilai Lebih Menjanjikan Bagi TKI

Jumat, 10 Desember 2010 – 03:33 WIB
JAKARTA — Para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ingin bekerja di luar negeri,  ternyata menjadikan negara Taiwan sebagai negara alternatif tujuan penempatan kerjaKonon, tingkat kesejahteraan yang diberikan oleh negeri teh Oolong itu cukup menjanjikan

BACA JUGA: 3.548 Kasus Penyimpangan Anggaran



Hal tersebut diungkapkan Eni Purwanti (22 tahun) kepada JPNN di Jakarta, Kamis (9/12)
Eni yang saat ini menetap di tempat pelatihan dan penyalur TKI, Kursus Para Profesi (KPP) Assana Amal Bakti, Tangerang, Banten, mengatakan, keinginannya ini timbul akibat pengaruh dari teman-temannya yang sudah pernah bekerja di Taiwan sebelumnya

BACA JUGA: Nasib Bupati Simalungun Terancam



“Teman-teman bilang, gaji bekerja di Taiwan cukup besar, bisa mencapai Rp5-6 juta per bulannya
Selain itu, majikan di sana tidak kejam seperti di Arab Saudi,” ujarnya.

Sebelum bergabung di KPP Assana Amal Bakti ini, dirinya bekerja sebagai staf administrasi di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Jogjakarta, khususnya di Yayasan Anak Bangsa Mandiri

BACA JUGA: Ibu-ibu PKK Diingatkan Jangan Suka Minta Gelang

Namun, katanya,  besaran gaji yang dibayarkan tidak tetap karena gaji yang dibayarkan tergantung besarnya proyek yang dilakukan oleh yayasan tersebutOleh karena itu, akhirnya dirinya berminat untuk menjadi TKI di Taiwan“Nanti hasilnya, buat modal buka usaha saya di Jogja,” serunya. 

Wanita asal Purwodadi bertubuh mungil dan bekulit putih itu ternyata lulusan D3 Bahasa Asing di salah satu universitas swasta di Jogjakarta, Akademi Bahasa Asing Jogjakarta (ABAYO).  Rencananya, ia berniat untuk bekerja di Taiwan selama 3 tahun sebagai penata laksana rumah tangga

Sebenarnya, terang Eni, kontrak kerja yang disepakati hanya 2 tahun, namun ia akan mengajukan perpanjangan masa kerja selama 1 tahun“Kalau kerja hanya dua tahun, hasil yang terkumpul kurang banyak, maka itu saya nanti akan memperpanjang 1 tahun lagi,” ujarnya.

Eni mengatakan, proses pembayaran gaji yang disepakati adalah menggunakan media transfer, karena ini dianggap lebih amanPada saat tahun pertama, gaji yang nanti diterimanya akan dipotong sebesar Rp 1 juta selama satu tahun untuk membayar biaya pelatihan di KPP tersebutSelanjutnya, untuk tahun kedua dan ketiga akan diterima utuh

“Hingga saat ini tidak dipungut biaya apapun, tetapi nanti ketika kita sudah mulai bekerja,” jelas Eni yang saat ini sedang menunggu konfirmasi keberangkatan dirinya di akhir tahun 2010 ini.

Jika hari libur, maka sebagian besar majikan di Taiwan tidak membayarnyaDisebutkan, dalam satu minggu, dirinya akan mendapat jatah libur selama satu hariTetapi, lanjut Eni, itu tergantung sang majikan“Jika majikannya baik, meskipun libur akan tetap dibayarBahkan, gaji yang diterima bisa lebih dari 5 juta per bulan,” katanya. 

Di samping itu, hal senada juga diungkapkan Umi Afridayati, calon TKI yang juga siap menuju TaiwanDirinya juga mengaku tergiur melihat hasil yang dibawa oleh teman-teman terdahulunya setelah bekerja di TaiwanDikatakan, teman-temannya tersebut mampu membeli rumah dan kendaraan dan bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga selesai.

Untuk saat ini, dirinya  sudah mempelajari bahasa  dan budaya TaiwanBeberapa materi yang dipelajari saat ini, antara lain bahasa mandarin, tata graha, membersihkan kamar, memasak, dan perawatan ruanganSelain itu, kebiasaan orang Taiwan yang diketahuinya adalah bahwa orang Taiwan gemar berkumpul dan meminum minuman keras

“Itu semua saya pelajari di siniSaya baru satu bulan di sini, rencananya belajarnya selama 3 bulan sembari menunggu konfirmasi keberangkatan,”  imbuh wanita beranak satu ini.

Disinggung mengenai maraknya kejadian kekerasan yang dialami para TKI di luar negeri, keduanya justru menjawab ringan dan tidak menunjukkan wajah khawatirMereka juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin menjadi TKI sebaiknya memilih Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang resmi dan dijamin pemerintah

Untuk diketahui, tempat pelatihan dan penyaluran TKI yang mereka tempati saat ini adalah mitra Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)“Maka itu, saya lebih memilih TaiwanJika lainnya, mungkin HongKong dan MacauSaya tidak tertarik bekerja di ArabGajinya kecil,” jawab Eni.(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahfud Masih Yakin MK Bersih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler