jpnn.com - jpnn.com - Kepala Desa Kediwono Kecamatan Bulu Ahmad Ridwan menegaskan, tidak ada aksi anarkis dalam gerakan pembongkaran tenda penolak pembangunan pabrik semen di Rembang, hingga menyebabkan tenda dibakar.
Menurutnya, yang dirobohkan adalah tenda penolak dan juga pendukung pabrik semen untuk menjaga kerukunan pasca-adanya aksi pemblokiran jalan masuk ke pabrik semen, yang didalangi aktivis LSM dari jakarta.
BACA JUGA: Amdal Semen Rembang Dianggap Memenuhi Syarat
Hal senada juga disampaikan Ahmad Akhid, tokoh masyarakat dari Desa Timbrangan.
Ahmad mengatakan, sama sekali tidak ada pembakaran tenda maupun musala serta peralatan ibadah yang ada di dalamnya.
BACA JUGA: Ini Syarat Semen Rembang Bisa Beroperasi Lagi
"Itu isu yang diluncurkan orang orang tak bertanggung jawab untuk memperkeruh suasana," papar akhid.
Karenanya, warga diimbau agar tidak terprovokasi dengan isu-isu pembakaran musala dan alat alat ibadah.
BACA JUGA: Semen Indonesia Bekali Teknik Pemasaran Ratusan UMKM
"Semua alat ibadah itu saat ini sudah di tangan kepolisian, karena memang sudah diamankan warga sebelum membongkar gubuk kayu tidak permanen, yang dijadikan tempat salat," tegas Ridwan.
Yang dibakar adalah puing-puing sisa tenda para pendukung semen, bukan tenda penolak dan juga bukan musala.
"Kami berharap publik tidak terprovokasi. Warga kami saat ini adem ayem dan masih hidup rukun, karena berita pembakaran itu tidak benar," imbuh Ridwan.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Semen Indonesia Cegah Kerusakan Lingkungan
Redaktur & Reporter : Yessy