Tak Ada Dokumen, Dilarang Sekolah

Jumat, 11 November 2016 – 23:26 WIB
Ilustrasi. Foto: dokJPNN

jpnn.com - PONTIANAK - Pihak Imigresen Balai Bekenu Malaysia bersama Konsul Jenderal Republik Indonesia di Malaysia kembali memulangkan 45 TKI bermasalah.

Mereka dipulangkan melalui Pos Lintas Batas Entikong, Kabupaten Sanggau, Rabu (9/11).

BACA JUGA: Cara Ini Dinilai Cukup Bijak untuk Selesaikan Kasus Ahok

Rombongan TKI bermasalah itu tiba di Entikong, Kalimantan Barat, dengan menggunakan satu unit bus Bintang Jaya dan satu unit mobil Imigresen.

Setelah para TKI tersebut tiba di Entikong, dilakukan pemeriksaan secara maraton dan screening di Polsek Entikong bersama P4TKI.

BACA JUGA: HMI Siapkan Gugatan Praperadilan demi Bebaskan Lima Kadernya

Dari hasil screening, banyak persoalan yang dihadapi para TKI itu.

Selain dokumen keimigrasian dan gaji yang tidak sesuai dengan perjanjian, ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi para TKI di negara jiran tersebut.

BACA JUGA: Kapan Jokowi Temui Habib Rizieq? Ini Kata Istana

Namun, tampaknya, persoalan dokumen keimigrasian lebih dominan dihadapi TKI.

Akibatnya, mereka harus berhadapan dengan hukum. Kurniawati, 19, salah seorang di antara mereka.

Perempuan yang lahir dan besar di Miri, Malaysia, itu tidak pernah memiliki selembar dokumen pun.

Jangankan paspor, akta kelahiran saja dia tidak memiliki.

Kurniawati dilahirkan seorang ibu warga Kabupaten Sambas. Namun, mirisnya, dia tidak pernah ingat siapa ayahnya.


''Saya tidak tahu,'' ujar Kurniawati saat ditemui di Dinas Sosial Provinsi Kalbar.

Semenjak kanak-kanak hingga dewasa, Kurniawati tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah.

Bahkan, hingga sekarang, dia pun tidak bisa membaca dan menulis.

''Tidak boleh sekolah karena tak punya dokumen,'' katanya.

Nasib serupa dialami Silman, 7; Dodaling, 6; dan Rosa, 5. Mereka adalah anak pasangan Dina, 23, dan Irni Egga, 26, warga Desa Berinang Manyung, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak.

Ketiganya lahir di Sibu, Malaysia. Namun, lagi-lagi karena persoalan dokumen, mereka juga tidak bisa mengenyam pendidikan di Malaysia. (arf/c4/ami/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rayakan Ultah, IKADIN Suarakan Gerakan Antirasywah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler