Tak Betah Menganggur, Sayat Urat Leher Sendiri

Kamis, 09 April 2015 – 18:44 WIB

jpnn.com - RANTAU - Sahrim Efendi (24), warga Desa Losari I Perlabian, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), nekat mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara menyayat lehernya, Rabu (8/4) sekira pukul 09.00 WIB.  

Karena luka di lehernya banyak mengeluarkan darah, lulusan SMP ini tak sadarkan diri dan dilarikan ke UGD RSUD Rantauprapat. Tindakan nekat ini dilakukan diduga karena depresi, tak betah lama menjadi pengangguran.

BACA JUGA: Bandar Ini Jual Sabu-Sabu dan Ineks Hanya untuk Purel-purel Seksi

Tubuh Sahrim pertama kali ditemukan adiknya sepupunya Santo, sudah bersimbah darah di dalam kamarnya. Oleh Santo, penemuan itu disampaikan kepada warga.

“Saat itu Santo beteriak tolong, hingga warga berdatangan dan menyelamatkan Sahrim ke klinik Tanjung Medan. Karena kritis, Efendi dirujuk ke RSUD Rantauprapat ini,” ujar Kepala Dusun (Kadus) Losari I, Kusbiari, yang turut mengantar Sahrim ke rumah sakit.

BACA JUGA: Bareskrim Bongkar Sindikat Upal Berbagai Negara Rp 16 Triliun

Dijelaskan Kusbairi, Sahrim ditemukan terkapar di dalam kamarnya sekitar pukul 09.00 WIB saat ibunya Nur Delila Nasution (61) sedang tidak ada di rumah.

Nur Delila Nasution mengaku mengetahui peristiwa itu setelah mendapat kabar dari warga. “Kalau tidak dijemput warga di tempat kerja, saya tidak tahu dia sudah begitu,” ucap perempuan pembantu rumah tangga itu.

BACA JUGA: Janda Muda Dibacok Kekasihnya

Dia pun mengaku tak tahu pasti apa penyebab anak keduanya itu berbuat nekat. Tapi katanya, sejak beberapa pekan terakhir, Sahrim terlihat kerap gelisah dan sering tidak tidur semalaman suntuk.

“Asal kutanya, dia selalu bilang suntuk karena sudah empat bulan menganggur. Gak dapat kerjaan. Sebelumnya dia memang ikut kerja bangunan, tapi sudah empat bulan ini dia tidak kerja lagi,” kata Delila.

Bahkan kata Delila, karena sudah bosan menganggur, Sahrim sempat berencana merantau ke Desa Mahato Kabupaten Rokan Hulu untuk mencari pekerjaan sebagai buruh bangunan. “Tapi entah kenapa lah dia nekat mau bunuh diri seperti ini, tidak nyangka saya,” katanya.

Dijelaskannya, Sahrim merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak kecil, Sahrim memang sudah ditinggal ayahnya karena menikah lagi. “20 tahun lalu saya sudah menjanda, karena suami saya kawin lagi dan sekarang tinggal di Pujud, Kecamatan Bagan Sinembah, Riau,” terangnya.

Sejak itu, lanjut Dalila, dia berjuang keras menghidupi keluarganya sebagai pembantu rumah tangga. “Dan kami memang orang susah, untuk makan saja kadang kami kekurangan, makanya anakku ini sangat ingin bekerja,” jelasnya.

Menurut Dalila, Sahrim merupakan anak yang baik dan sering membantu orang tua. Namun memang katanya, Sahrim memiliki sifat pendiam.

Sementara dari pihak RSUD Rantauprapat, dr Nauli Asdam Simbolon mengatakan,ini kondisi korban masih kritis dengan luka lebar di bagian leher depannya. “Pasien masih mendapatkan perawatan intensif. Apalagi saluran pernafasannya telah putus. Kita berdoa mudah-mudahan korban terselamatkan,” ujarnya.

Kanit Reskrim Polsek Kampung Rakyak Ipda D Nainggolan yang dikonfirmasi mengaku masih mendalami kasus tersebut. Namun, hasil penyelidikan sementara, Sahrim berupaya bunuh diri.

“Tapi kita masih mendalami apa motifnya mengapa korban bisa senekat itu. Dari hasil olah tempat kejadian perkara yang kita lakukan, korban diduga mencoba mengakhiri hidupnya dengan menyayatkan pisau cuter ke bagian lehernya,” jelasnya. (nik/esa/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Leher Siswi SMA Ini Ditempel Pisau Lalu Digarap Tetangga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler