Tak Capek Cari Pembeli, KTH Maju Bersama Langsung Jual Kayu di Lahan

Jumat, 27 September 2019 – 17:17 WIB
Ketua KTH Maju Bersama Syamsudin (pakai topi) dan Manajer PP Maros Nasrullah Hamzah di lokasi penanaman. Foto: Elfany Kurniawa/JPNN.com

jpnn.com, MAROS - Program pemerintah berupa pembagian bibit gratis sangat bermanfaat bagi warga yang ada di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Terlebih bagi kelompok tani hutan (KTH) Maju Bersama yang ada di Desa Benteng Gajah.

Syamsudin selaku Ketua KTH Maju Bersama mengatakan, kelompoknya sudah berdiri sejak 2006 dengan anggota 30 orang. Kemudian, sejak 2013, mereka mengajukan permohonan bibit gratis di Pesemaian Permanen Maros yang ada di bawah koordinasi Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Wilayah II.

BACA JUGA: Tiap Tahun, BPTH Wilayah II Sulsel Membagikan Jutaan Bibit Gratis ke Masyarakat

“Rata-rata anggota KTH memiliki lima hektare lahan yang tersebar di kawasan ini,” ujar Syamsudin kepada wartawan, Kamis (26/9).

Syamsudin menuturkan, setiap tahunnya ribuan bibit mereka minta dan ditanam serta hasil kayunya bisa dijual. Kebanyakan bibit yang diminta adalah jati dan gmelina. “Kayunya kuat, selain itu dalam waktu empat tahun sudah bisa dipanen,” sambung dia.

BACA JUGA: Ananda Badudu Ditangkap, Dian Sastrowardoyo: Kenapa Jadi Begini Sih?

Keuntungan lainnya dalam melakukan kegiatan penanaman bibit ini, KTH Maju Bersama tak susah dalam mencari pembeli. “Biasanya pedagang yang beli langsung datang dan melakukan nego. Kalau sudah sepakat langsung dipotong di lokasi panen,” tambah Syamsudin.

Menurut dia, hal ini sangat membantu perekonomian warga khususnya anggota KTH. “Ya ini sangat membantu, kami di sini kebanyakan kerja tukang bangunan, kini lebih terbantu,” sambung Syamsudin.

BACA JUGA: Info Terbaru dari Istana Soal Wacana Perppu KPK

Sementara itu, Nasrullah Hamzah selaku Manajer Pesemaian Permanen Maros menjelaskan, KTH Maju Bersama memiliki total luas lahan sekitar 50 hektare.

Dia menuturkan, setiap kubik kayu yang merupakan hasil panen KTH bisa dihargai Rp 300 ribu per kubik. “Dari hasil panen ini sudah ada yang menerima hampir Rp 100 juta,” ujar Nasrullah. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Menteri Siti   KLHK  

Terpopuler