SEBAGAI staf khusus presiden bidang komunikasi politik, Daniel Sparingga tidak merasa kehilangan kemerdekaanBerada di lingkaran dan lingkungan istana tidak membawa banyak perubahan bagi doktor lulusan Flinders University, Australia, tersebut.
"Saya hanya memindahkan kemerdekaan
BACA JUGA: KPK Berhak Sidik Pencucian Uang
Kalau dulu di tempat publik, sekarang di istana," kata pria kelahiran Sidoarjo, Jatim, 25 Juni 1959, tersebutBACA JUGA: Boediono: Waktu Cepat Berlalu
Lebih segera dan mungkin lebih efektifMenjadi staf khusus presiden, Daniel mengaku tak hanya menerima kenyataan baru, tapi menjalani kenyataan itu
BACA JUGA: MA Tak Restui Pengadilan Khusus Teroris
"Sekarang sudah punya atasanBeda saat masih mengajarRektor kan tidak menyentuh wilayah otonom dosen yang mengajar," terang pria yang bolak-balik Jakarta?Surabaya dua minggu sekali tersebut.Suami Dendawarti Sparringa itu menyebutkan bahwa pekerjaannya juga jauh lebih mudah karena Presiden SBY amat terbukaSelain bersedia mendengar, SBY selalu beradu argumentasi sebagai sesama manusia"Beliau memiliki perspektif luasSeorang presiden, profesor, sekaligus seniman," puji Daniel.
Apa masukan Daniel yang paling berkesan selama ini? "Saya pernah memberikan saran kepada beliau agar jangan punya kegiatan, selain tidur dan istirahat, saat weekend," ungkapnya.
Esoknya, Daniel dipanggil SBYPresiden pun berterima kasih karena malamnya bisa beristirahat 4,5 jamDaniel pun menahan napas"Luar biasaSebagai pekerja keras, saya tidur lima jam per hariTapi, saat melihat beliau, saya tak bisa menandingi," ujarnya(jpnn/c5/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Komunitas Hitam Hadang KPK
Redaktur : Tim Redaksi