JAKARTA - Praktisi pendidikan Utomo Danandjaya menilai penggunaan model pilihan ganda untuk soal ujian nasional (Unas) sebagai hal yang tidak kreatifMenurutnya, model pilihan ganda tidak dapat digunakan untuk mengukur mutu dan kualitas siswa di tengah perkembangan pendidikan yang sudah maju begitu pesat.
“Soal Unas yang menggunakan model pilihan ganda ini hanya di Indonesia
BACA JUGA: Kemdiknas Dorong Pengembangan Perkumpulan Profesional di Sekolah
Itu tidak pernah berubah sejak jaman dulu,” ujar Utomo ketika ditemui di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Senin (20/12).Sementara jika soal Unas menggunakan model essay, lanjut Utomo, maka hal itu akan jauh lebih bermanfaat
BACA JUGA: Sistem Baru, Dana BOS Rawan Korupsi
Namun pendapat berbeda disampaikan pengamat pendidikan, Suyanto
BACA JUGA: Pengawasan UN Diperketat
“Mungkin di satu sisi, soal Unas yang dibuat dengan model essay memang cukup baik untuk menggali kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajarannya selama iniNamun, itu tidak mungkin dilakukan jika dilakukan secara masaal,” paparnya.
Dijelaskan, soal Unas dengan model essay akan memakan banyak waktuSelain itu, penilaian yang dilakukan oleh tim penilai tidak akan sama antara satu dengan yang lainnya“Dalam proses pemeriksaannya pasti akan memakan waktu lamaUN ini kan dgelar di seluruh IndonesiaLagipula pasti akan sulit menyamakan standar penilaiannya,” tukasnya.
Suyanto menambahkan, untuk saat ini model pilihan ganda memang merupakan model soal yang paling tepat digunakan dalam pelaksanaan Unas“Jika essay diberlakukan, harus memerlukan persiapan yang jauh lebih matang,” imbuhnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada 6000 Prodi Antre Diakreditasi
Redaktur : Tim Redaksi