jpnn.com, LIMAPULUH KOTA - Para tenaga honorer di Kabupaten Limapuluh Kota yang tidak masuk atau tidak dapat kesempatan pertama mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menemui Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan.
Dalam pertemuan yang digelar di Auditorium Politani Payakumbuh di Tanjungpati, Harau, Sabtu lalu (16/2), itu mereka menyampaikan curahan hati (curhat).
BACA JUGA: Dua Daerah Ini Cuma Dapat Kuota PPPK 209 Orang, Ratusan Honorer Gigit Jari
Kala itu, Ferizal Ridwan bersama Keluarga Besar Rumah Dinas Wakil Bupati Limapuluh Kota, menggelar diskusi bertajuk "Pegawai yang Profesional dan Berintegritas".
Dalam diskusi untuk memperingati tiga tahun kepemimpinan Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan ini juga dibahas soal rekrutmen PPPK.
BACA JUGA: CPNS Hasil Seleksi 2018 Harus Bersyukur
Pembahasan soal rekrutmen PPPK ini tentu saja menyedot perhatian ratusan tenaga honorer yang hadir dalam diskusi tersebut. Bahkan, para tenaga honorer meminta kepada Pemkab Limapuluh Kota, agar mereka dapat diperjuangkan, untuk diangkat sebagai PPPK.
Sebab, honor yang mereka terima saat ini, masih jauh dari standar hidup layak. Bahkan ada guru honorer TK yang digaji cuma Rp 50 ribu perbulan.
BACA JUGA: Sebenarnya Hak Honorer K2 adalah PNS, Bukan PPPK
“Hal inilah yang membuat nasib guru TK tidak kunjung berubah. Ini karena aturan. Dan kami bergantung hidup kepada yayasan yang mempekerjakan kami. Puluhan tahun kami hanya mendapatkan upah, bukan gaji. Bahkan ada guru TK yang diupah Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu perbulan di Limapuluh Kota ini,” ujar Susanti, guru TK asal Nagari Batuampa, Akabiluru, Limapuluh Kota.
Mendengar curhat dari Susanti itu, Ferizal Ridwan mengaku kaget.“Saya mendapatkan laporan dari dinas pendidikan bahwa gaji guru honorer tidak serendah itu. Ini sebuah temuan yang saya anggap hal yang luar biasa. Apalagi sudah dijalani selama puluhan tahun,” katanya.
Ferizal berjanji akan mengevaluasi kondisi yang dialami para tenaga honorer ini. "Diskusi ini memang digelar sebagai evaluasi tiga tahun kepemimpinan Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan. Serta untuk mengingat janji politik pada masa kampanye dulu. Salah satunya, memperjuangkan nasib tenaga honorer," kata Ferizal.
Ketua PKB Limapuluh Kota ini menyebut, diskusi "Pegawai yang Profesional dan Berintegritas" memang disuguhkan untuk para pegawai, terutama tenaga honorer, PTT, THL, BULD dan tenaga sukarela. Diskusi ini, awalnya mengundang Direktur Pengadaan dan Pengangkatan PNS pada BKN Aidu Tauhid sebagai pembicara.
"Namun, Pak Aidu terkendala dalam perjalanan ke sini, karena pesawat yang ditumpangi terlambat,” ujar Ferizal.
Selain Aidu, pembicara lain yang direncanakan dalam diskusi ini adalah Rektor UNP Profesor Gannefri. Namun, putra Limapuluh Kota ini terpantau juga tidak hadir. Meski demikian, diskusi yang dipandu Ben Ibramatama Tanur dan dihadiri tokoh Gempita Sumbar Nurkhalis ini tetap menarik, karena menghadirkan tiga narasumber lain. Yakni, Teguh Triyanto (ASSA Consulting), Dedi Mahardi (motivator), dan Maryono (profesional dari Solo).
Di akhir diskusi, Ferizal berjanji akan menyampaikan langsung curahan hati para honorer kepada Direktur Pengadaan dan Pengangkatan PNS pada BKN Aidu Tauhid. “Sampai berakhir acara ini, Pak Aidu masih menuju ke sini. Beliau baru sampai di Bukittinggi. Setelah sampai ke sini, akan langsung saya sampaikan kepada beliau," janji Ferizal. (frv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengapa Payung Hukum Rekrutmen PPPK Belum Terbit?
Redaktur & Reporter : Budi