PADANG -- Gempa dan Tsunami yang melanda Jepang tidak berpengaruh terhadap lempeng dan patahan yang ada di MentawaiWarga diminta tidak panik dan menonton siaran Televisi untuk mengambil pelajaran dari gempa dan Tsunami yang terjadi di Jepang
BACA JUGA: Pesawat Misionaris Tergelincir di Bandara Mulia
Hal itu disampaikan oleh Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar, Ade Edward, saat dihubungi Padang Ekspres (Grup JPNN) tadi malam (11/3)
BACA JUGA: Tuntut Tunjangan, PNS Jayapura Mogok
Pusatnya berada di Samudera Pasific, dengan pusat peringatan dini yang bernama Pasific Tsunami Warning Center (PTWC)Ade Edward menghimbau warga Sumbar tidak panik menyaksikan kejadian gempa dan tsunami yang terjadi di Mentawai
BACA JUGA: Air Laut Naik Semeter, Warga Kocar-kacir
Dia mengajak warga untuk menonton televisi dan menyaksikan bagaimana warga Jepang tenang menghadapi gempa dan tsunamiLebih jauh dia mengatakan bahwa masyarakat jepang saat terjadi gempa, tetap tenang dan mau meninggalkan mobilnya untuk melakukan evakuasi"Lihatlah warga Jepang menghadapi gempa dan Tsunami tidak panikMereka mau mengikuti instruksi dan meninggalkan mobilnya untuk melakukan evakuasi," ujarnya.
Dia mengharapkan warga Padang dan semua daerah yang terancam gempa dan tsunami untuk bisa meniru apa yang telah dilakukan warga Jepang, yaitu untuk meninggalkan mobil dan berlari dengan kakiKarena dia menilai sebesar apapun jalan di Padang ini tidak akan mampu menampung semua mobil di tengah kepanikan dan jalan berbarengan"Mereka lebih menyayangi nyawa dari pada harta, sementara kita memilih menyelamatkan harta, akibatnya nyawa dan harta bisa jadi melayang," bebernya.
Hal senada disampaikan oleh Andi Zulfikar, staff analis gempa bumi BMKG Padang Panjang, yang dihubungi Padang Ekspres tadi malamMenurutnya, masyarakat Sumbar tidak perlu panik menghadapi gempa dan tsunami yang terjadi di JepangKarena kecil kemungkinan gempa tersebut mempengaruhi lempengan atau pun patahan yang ada di Sumbar"Jepang dan Indonesia itu jaraknya lebih 5000 kilometer, beda lempeng dan patahan serta beda samudera, jadi tidak akan mempengaruhi kita," ujarnya dari balik gagang telepon.
Dia juga menghimbau warga untuk menyaksikan di televisi dan mengambil pelajaran dari apa yang terjadi"Mudah-mudahan warga bisa menjadikan pelajaran bagaimana terjadinya tsunami itu, bagaimana warga jepang tetap tenang dalam rumah saat gempa terjadi karena mereka telah siapSeharusnya itu yang kita lakukan, yaitu bersiap dan terus membekali diri menghadapi ancaman tsunami itu," ujarnya.
Sementara itu, Analis Kebencanaan dari Unand, Nursyirwan Effendi mengungkapkan Pemerintah Jepang sejak dulu telah akrab dengan gempa dan tsunamiSebab itu, mereka telah mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana besar itu mulai dari konstruksi bangunan, infrastruktur, kesiapan masyarakat dan upaya mitigasi lainnyaBahkan, Jepang juga sudah membangun sea wall dan shelterKesiapan Jepang itu terbukti dari minimnya korban jiwa yang ditimbulkan dari bencana tsunami yang menimpa Miyagi.
"Sigapnya pemerintah Jepang dalam mitigasi dan penanggulangan bencana di negaranya harus ditiru oleh SumbarSebab, Jepang dan Sumbar sama-sama dekat dengan ancaman tsunami dan gempa," tutur Nursirwan
Meski sama-sama berada di daerah rawan bencana, tapi pemda Sumbar tak mampu memikirkan solusi tepat sasaran yang dibutuhkan masyarakatnya untuk mengurangi korban bencanaPemda terkesan masih berpikir senjang untuk upaya mitigasi bencanaBahkan pemda Sumbar masih berpikir matematis dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana
"Biar ekonomis dan praktis, maka bangun shelter diatas gedung sekolah dan pemerintahanIni kan tampak bahwa pemerintah tidak mau repot dan cari gampang saja dalam mitigasi bencanaIni soal nyawa orang loh, coba pikir lagi berapa sih daya tamping sebuah shelter itu," tegasnya.
Di Jepang, pengelolaan upaya penanggulangan bencana telah mendapat perhatian serius dari pemerintah, dengan dibentuknya Dewan Pusat Pengelolaan Penanggulangan Bencana (Central Disaster Management Council) yang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri dibantu Menteri negara untuk Pengelolaan Penanggulangan Bencana (Minister of State for Disaster Management).
"Kalau dilihat tayangan di televisi, tampak Jepang siap untuk menghadapi bencana tsunamiTerbukti dengan kesiapannya dalam membuka jalur evakuasi, Bandar Internasional dan ketersediaan listrik," tuturnya.
Bahkan, Jepang menyediakan budget hingga triliunan yen untuk pengelolaan upaya penanggulangan bencana yang diperuntukkan bagi penelitian dan pengembangan, kesiapsiagaan menghadapi bencana, pelestarian tanah nasional, pemulihan dan pembangunan kembali pasca bencanaAgar segala kegiatan penanggulangan bencana dapat dilakukan secara cepat dan lancar, maka terus dilakukan peningkatan kemampuan berbagai fasilitas dan perlengkapan seperti satelit-satelit meteorologis, radar observasi cuaca dan seismometer; barang dan perlengkapan untuk tindak tanggap darurat, seperti perlengkapan pemadam kebakaran, tanki air, dan generator listrik.
Khusus untuk tsunami, dilakukan langkah-langkah untuk melindungi kawasan-kawasan pantai guna menghindari atau mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh tsunami yakni diberlakukannya sistem peringatan dini secara cepat dan penyiaran informasi ramalan tsunami, juga pembangunan dan perbaikan tembok-tembok laut dan pintu-air pada tembok laut(a/mr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Takut Tsunami, Puncak Arfak jadi Perkampungan Baru
Redaktur : Tim Redaksi