SORONG - Peringatan dini yang dikeluakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa bencana tsunami di Jepang akan berimbas di Papua, Papua Barat dan Maluku Utara membuat ratusan warga di Sorong, Manokwari dan Kaimana pada mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.
Sejak sore hari, peringatan untuk mewaspadi tsunami Jepang telah menyebar ke masyarakat melalui pesan singkat (SMS)“Hati-hati jam 6 sore berpeluang tsunami dampak gempa Jepang”
BACA JUGA: Wabup Nias Disebut Nikmati Uang Korupsi
Demikian bunyi pesan pendek awal yang diterima Radar Sorong (Group JPNN)Setelah lewat dari pukul 6 sore (18.00 WIT) dan tsunami tidak terbukti, SMS kembali diterima masyarakat
BACA JUGA: Telat Dapat Raskin, Warga Unjuk Rasa
“Peringatan Tsunami, Jauhi Pantai Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Sulawesi Utara, diperkirakan tiba pukul 18.00 WIT atau pukul 20.00 WIT, akibat gempa di Jepang”.Kepala BMKG Sorong Frans Rahawarin juga mengingatkan warga Sorong agar mewaspadai dampak tsunami di Jepang
BACA JUGA: Walikota Bandung ke Panti Pijat
Dengan menyebarnya SMS peringatan dini tersebut serta memantau dahsyatnya tsunami di Jepang lewat TV membuat masyarakat pun waspada. Ratusan warga di Sorong mulai berbenah dan bersiap-siap untuk mengungsiMulai pukul 18.30 WIT, ratusan warga khususnya yang tinggal di daerah pantai seperti dari Rufei, Klademak Pantai, bahkan dari Kampung Baru mulai meninggalkan rumahnya dan mengungsi ke dataran yang lebih tingi.
Puncak ketakutan warga telihat saat pukul 20.00 WIT atau setengah jam sebelum waktu yang diperkirakan akan terjadi tsunami, dimana suasana di jalan raya di Kota Sorong tampak berbeda dari biasanya. Motor lalu lalang dengan kecepatan tinggiTanda bahwa pengendaranya akan mengungsiTerlihat dimana ibu yang dibonceng suaminya sambil membawa anak kecil meninggalkan rumahnya dengan membawa tas berisi pakaian.
Kian mendekati pukul 20:30 WIT, suasana terasa kian tegang dimana motor dan mobil pribadi yang mengangkut satu keluarga pada mengungsi ke Puncak Arfak.
Warga baik ibu-ibu hingga anak-anak pun terlihat tergesa-gesa menaiki tanjakan Puncak Arfak di Kampung BaruWarga pada mengungsi dengan membawa tas bahkan koper yang berisi barang-barang berharga yang berniat ingin diselamatkan.
Seketika Puncak Arfak Kampung Baru jadi tempat pengungsianDiantara ratusan warga yang mengungsi, ada yang membawa kasur,bantal,serta selimut, rata –rata warga pun membawa alas seperti terpal,bahkan terlihat ada warga yang membawa kompor dan bekal makanan.
Disela mengungsi, warga juga terus memantau laut dari Puncak Arfak dan sebagian besar menunggu kepastian terhadap kabar tsunami dengan berkumpul bersama keluarga dan menggelar alasWarga yang telah lelah pun terlihat baring-baring.
Mama Henina , warga Kampung Baru mengaku mengungsi bersama keluarganya lantaran merasa was-was akan adanya tsunami seperti yang ditonton di siaran televiseDia kian takut saat melihat banyak warga tetangganya pada mengungsi.
“Saya tahunya dari televisi dan ada lihat dong (mereka, Red) pergi jadi saya ikut mengungsi karena takut,”kata mama Henina yang ditemui semalam di Puncak Arfak bersama anak-anaknya.
“Semua tetangga saya semua mengungsi jadi kita ikut juga,takutlah mas kalau benar ada tsunami,”jawab warga lainnya, Firman yang tinggal di Klademak Pantai dan mengungsi ke Puncak Arfak Kampung Baru.
Selain di Puncak Arfak, warga Sorong juga banyak yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi lainnya yakni di areal Wihara Klademak
Pantauan Koran ini, di pantai kawasan Tembok Berlin-seperti pantai Losarinya Makassar- café-café tenda tetap buka dan warga pun tetap beraktifitas seperti biasa“Kalau memang ada tsunami dan mati ya sudah ajal mas,kita pasarah saja,”kata wanita yang berjualan rokok dan minman di Tembok Berlin.
Setelah BMKG mencabut peringatan waspada tsunami, sekitar pukul 2230 WIT berangsur-angsur warga di Sorong pun kembali meninggalkan lokasi pengungsian
Sementara itu dari Kaimana dilaporkan, usai BMKG mengumumkan akan adanya potensi Stunami di wilayah Papua Bagian Utara, warga Kaimana mulai membenahi barang-barang seadanya yang terpenting menurut mereka adalah ijasah dan surat penting lainnya yang dianggab berhargaTitik-titik dimana masyarakat menganggab tempat yang aman untuk mereka mengungsi tampak untuk warga kampung seram, pertokoan, anda Air dan cenderawasih lebih memilih untuk mengungsi dihutan tepatnya berlokasi di belakang Bumsur dalam, sementara sebagian warga kota, Krooy dan air merah mencari tempat yang aman di lokasi batu putihSementara untuk wilayah kampung baru dan pasir Lombo juga mencari tempat aman di jalan Batu putih yang melewati jalan Coa.
“Informasi di televisi memang tidak diinformasikan potensi tsunami di Kaimana namun kitong berjaga-jaga saja dan waspada, pentingnya ijasah dan barang berharga yang bisa dibawa kitong bawa,”ungkap ibu Srie yang tampak sibuk mengamankan barangbawaan dan anak-anaknya yang mengamankan diri di kantor Samsat Batu putih.
Sementara sebagian warga lainnya, lebih memilih untuk tetap di rumahnya masing-masing dengan hanya berjaga-jaga dihalaman rumah mereka, sambil memantau perkembangan berita di Televisi“Informasi potensi tsunami hanya di Papua yakni sorong dan jayapura, jadi kami tidak mengungsi dan memilih untuk dirumah sajaPantau berita saja di TV,”ungkap Lambert yang terlihat santai saja dihalaman rumahnya enggan untuk ramai-ramai bersama masyarakat mengungsi“Kalau berita dari BMKG Kaimana berpotensi tsunami baru kitong mengungsi.
Hingga Kaimana Pos (Group JPNN) menurunkan berita ini pada pukul 21.30 WIT sebagian warga Kaimana masih mengungsi di dataran-dataran tinggi yang dianggap aman jika terkena Tsunami(reg/nic/lm/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Tahanan Nyabu di Lapas
Redaktur : Tim Redaksi