MANOKWARI - Peringatan Tsunami yang dikeluarkan pemerintah sebagai dampak dari tsunami melanda Jepang menyebabkan kepanikan di Manokwari terutama di pesisir pantaiRibuan warga berduyun-duyun mencoba mengamankan diri atau mengungsi ke tempat ketinggian.
Pantauan Koran ini,kepanikan warga yang bermukim pesisir pantai, kompleks Borobudur, Fanindi, Wirsi, Anggrem, Sanggeng, Wosi dan sekitarnya mulai terlihat sejak sore
BACA JUGA: Takut Tsunami, Puncak Arfak jadi Perkampungan Baru
Sambil membawa barang-barang berharga warga mengamankan diri.Sekitar pukul 20.30 Wit warga di kompleks pemukiman nelayan Borobudur sempat dibuat takut luar biasa
BACA JUGA: Wabup Nias Disebut Nikmati Uang Korupsi
‘’Memang air naik tiba-tiba dan ada yang berteriakKepanikan juga terlihat di sejumlah pusat perbelanjaan
BACA JUGA: Telat Dapat Raskin, Warga Unjuk Rasa
Supermarket dan toko-toko memilih menutup tempat usahanya lebih awalSeperti terjadi di Hadi Supermarket dan Departemen Store, Toko Umega,Toko Berdikari sejak pukul 18.00 Wit sudah tutup padahal biasanya tutup pukul 21.30 WitDi RSUD Manokwari,para pasien dikeluarkan dari ruang inap ke halamanMereka kuatir karena letak rumah sakit pemerintah daerah ini hanya berjarak sekitar 200 meter dari bibir pantaiKepanikan juga tampak jelas terlihat dengan ramainya arus lalulintas sekitar pukul 19.00-20.30 WitDengan menggunakan mobil dan sepeda motor,warga mengaman diri dan barang-barang berharga‘’Saya mau mengungsi di kantor bupatiBarang-barang berharga dan surat-surat penting yang saya amankan,’’ ujar Audi,warga Wosi pantai.
Di sejumlah titik di ruas Jalan Merdeka,Jalan Jenderal Sudirman,Jalan Yos Sudarso Wirsi tampak sejumlah warga yang mengungsikan diriSebagian warga Wirsi mengungsi di depan Bank MegaHalaman kantor bupati Manokwari dipadati pengungsi dari Wosi dan Kampung Makassar
Anak-anak dan wanita umumnya diungsikan ke tempat ketinggian sedangkan para pria menjaga rumah yang berada di pesisir pantai sambil memantau pergerakan air lautNamun ada rumah yang semua penghuninya memilih memankan diri.
Warga terus memantau pergerakan air.Namun seiring dengan pencabutan Tsunami sejak pukul 22.00 Wit,warga berangsur-angsung kembali ke rumah‘’Saya punya anak dan istri mengungsi di rumah saudara di Amban,’’ ujar Fatar.
Kepala BMKG Manokwari, George Leskona yang dikonfirmasi Koran ini tadi malam menyatakan,gelombang Tsunami sampai di pesisir pantai Manokwari sekitar pukul 20.40 Wit mencapai ketinggian 1 meter.Namun menurutnya,dampaknya tidak berarti karena kecepatannya rendah,sehingga tak menimbulkan efek‘’Tinggi gelombang sekitar 1 meter,namun hanya naik sebentar.Kecepatannya rendah,jadi tidak timbulkan gejolak,’’ bebernya.
Kecepatan gelombang Tsunami rendah yang sampai di Manokwari menurut Leskona terjadi karena kecepatan angin menurun‘’Kecepatan angin hanya dibawa 10 knot,jadi gelombangnya juga ikut menurunSejak terjadi gempa kami di BMKG Manokwari terus memantau,’’ imbuhnya.
Akibat gempa 8,9 SR dan tsunami Jepang,pemerintah Indonesia mengeluarkan warning tsunami di Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara,namun kemudian tak menimbulkan gejolak berarti hingga peringatan dicabut.
Pantauan terakhir, sekitar pukul 23.05, permukaan laut naik 1 meter dan surut dalam waktu 2 menitMelihat laut kembali naik, warga pesisir pantai yang sebelumnya sudah kembali ke rumah kembali panik hingga berhamburan kembali untuk menyelamatkan diri. (reg/nic/lm/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walikota Bandung ke Panti Pijat
Redaktur : Tim Redaksi