Nama Anand Krishna selama ini cukup dikenal sebagai spiritualis lintas agama, budayawan, dan penulis yang sangat produktifTiba-tiba dia dilaporkan ke polisi atas tuduhan pelecehan seksual kepada murid-muridnya
BACA JUGA: Pengikut Terkesan Cuek, Aktifitas Jalan Terus
Seberapa hal ini berdampak terhadap padepokannya di Bali?------------------------ ---------------------
EKA PRASETYA K.N., Denpasar
-------------------- -------------------------
Tak sulit mencari lokasi Anand Krishna Centre di Bali
BACA JUGA: Prihantini Punya Firasat, Hening Tak Kuat Datangi Sidang
Bangunan itu lebih mirip vila
BACA JUGA: Ilustrator Andalan Komik Transformers dan GI JOE
Gedung itu, tepatnya di bagian barat, dijadikan tempat pusat terapi spa yang bernama L'AyurvedaKetika Radar Bali (Jawa Pos Group) datang ke sana kemarin siang, suasananya sedang sepiHanya ada beberapa pria dan tenaga keamanan yang berpakaian batik. Salah satu petugas keamanan itulah yang menyambut Radar BaliSelanjutnya, Radar Bali diajak masuk ke sebuah ruang mirip aulaRuang itu bisa menampung sekitar 30-100 orangDi ruang itu terdapat enam piring yang melambangkan agama yang ada di duniaLambang-lambang tersebut adalah agama Syeikh, Buddha, Hindu, Islam, Kristen, dan YahudiSelain itu, ada dua patung dewa-dewi.
Ketika melihat-lihat berbagai benda di aula itu, Radar Bali disapa seorang priaDia adalah dr Wayan Sayoga, orang dekat AnandDialah yang dipercaya mengelola sejumlah organisasi sayap di bawah Anand Ashram Foundation
"Kalau siang memang agak sepi, Mas, di siniBiasanya baru ramai sekitar jam tujuh malam," ujar Sayoga mengawali perbincangan"Setiap hari kami pasti ada aktivitas, mulai Senin sampai Minggu pasti adaKebetulan saja Mas datang siang, jadi kelihatan tidak ada aktivitas," lanjutnya lantas tersenyum
Menurut Sayoga, pemberitaan yang menyudutkan Anand terkait kasus pelecehan seksual itu tak berpengaruh bagi Anand Krishna Centre (AKC)"Semuanya berjalan seperti biasaKami juga masih rileks menjalani meditasi," ujar pria yang dipercaya sebagai direktur eksekutif National Integration Movement (NIM) ituNIM adalah semacam organisasi kebangsaan yang digagas Anand
Seperti diberitakan, Anand dilaporkan oleh Tara Pradipta Laksmi, 19, dan Sumidah, 38, ke Komnas Perempuan yang kemudian dilanjutkan ke Polda Metro JayaTara dan Sumidah mengaku sebagai murid Anand dan sama-sama mengaku menjadi korban pelecehan seksual Anand
Ketika disinggung masalah laporan ke polisi, Sayoga langsung tersenyumMenurut pria yang rambutnya mulai beruban itu, ini bukan kali pertama Anand dilaporkan ke polisiSebelumnya, Anand juga beberapa kali dilaporkan"Permasalahan like and dislike (suka dan tidak suka, Red) saja," ujarnya tanpa merinci masalah yang dimaksudSayoga mengatakan, Tara dan Sumidah merupakan "wajah lama" di Anand Ashram JakartaSumidah berkecimpung di organisasi itu sejak 2004Dia dipercaya sebagai tenaga terapi di pusat terapi spa L?Ayurveda Jakarta.
Sumidah kemudian keluar dari L'Ayurveda sekitar enam bulan laluDia beberapa kali melanggar tata tertib di perusahaan spa itu"Kami hanya menegurKami sama sekali tidak pernah mengeluarkan Sumidah dari spa," tegas Sayoga.
Tara juga diketahui aktif sejak beberapa tahun terakhirBahkan, wanita yang sempat kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta itu dipercaya sebagai ketua kelompok muda-mudiTara juga mengikuti meditasi atas rekomendasi ibu dan tantenya"Saya sebatas tahu saja, karena saya dan Tara juga jarang bertemuTara lebih banyak di Jakarta, sedangkan saya di Bali," jelas Sayoga.
Benarkah ada ajaran yang menggunakan hipnotis di padepokan Anand" Lagi-lagi Sayoga melemparkan senyum"Ajaran kami tidak pernah ada hipnotisnyaYang ada hanya meditasi dan yoga untuk membebaskan rasa takut, gelisah, dan macam-macamSaya kira, ajaran meditasi kami sangat umum dan diulas di buku-buku yang biasa dijual," jawabnya.
Bagaimana tanggapan Anand soal tindakan murid-muridnya yang melaporkan dirinya ke polisi" Ketika diwawancarai Radar Bali Sabtu malam lalu (13/2), Anand mengaku tidak pernah memiliki murid dan tidak pernah mengangkat murid
"Saya tidak pernah punya murid, saya tidak pernah memberikan inisiasi, ajaran, atau apa pun namanyaJadi, tidak pernah ada muridKalaupun banyak yang menganggap saya sebagai guru, itu adalah kebebasan merekaDan tuduhan-tuduhan (pelecehan seksual) itu semua tidak benarKami sedang mempelajari dan sudah membantah itu semua," kata pria keturunan India yang lahir di Solo pada 1 September 1956 tersebut.
Begitu laporan itu mencuat di media massa, awalnya Anand mengaku terkejut dan merasa tidak pernah melakukan semua ituNamun belakangan, dia tak lagi mempermasalahkan hal tersebut"Saya oke-oke sajaMakanya, tidak ada acara-acara saya yang sampai dibatalkanKami akan menghadapi ini dengan tenang, dan teman-teman juga sudah ada yang siap membantu," ujarnya.
Saat disinggung masalah hipnotis, pria yang telah menerbitkan sekitar 140 judul buku tersebut menyatakan hanya melakukan sugestiSugesti itu pun hanya dijadikan sebagai bahan terapi untuk mengurangi rasa fobia, dendam, dan marah.
"Kami ini menggunakan sugesti, dan itu juga untuk diri sendiriFungsinya menguatkan dan memberdayakan diriMasalah ini sebenarnya sudah saya ulas di buku saya," katanya sambil tertawa.
Pria 53 tahun itu menyatakan, dirinya sudah tidak pernah menangani orang secara khusus sejak enam tahun laluKalaupun memberi terapi, itu dilakukan dalam group session yang diikuti 30 hingga 100 orang per grupSemua lebih banyak diserahkan kepada para terapis di masing-masing Anand Krishna Centre.
Bagaimana dengan Tara dan Sumidah" Anand langsung membantah bahwa mereka berdua adalah asistennyaMenurut pria berjenggot putih itu, Sumidah bekerja sebagai pekerja yayasan, sedangkan Tara aktif berorganisasi di JakartaDia mengungkapkan, selalu saja ada orang yang senang dan tidak senang kepada dirinya"Saya juga bukan dewaMungkin saja saya pernah berbuat sesuatu yang menyakiti hati mereka tanpa disengajaSaya pikir, satu-satunya solusi adalah cintaDengan cinta kita bisa selesaikan berbagai macam persoalan," ujarnya.
Dari pengamatan Radar Bali yang tadi malam kembali mendatangi AKC, kasus pelecehan seksual itu tak mengurangi jumlah orang yang datang ke padepokan AnandKetika Radar Bali berada di sana, sedang diadakan meditasi yang diikuti sekitar 50 orang
"Saya nggak terpengaruh apa-apaMalahan saya pikir meditasi ini banyak manfaatnyaMakanya, saya ikut terus," ungkap Vita, 24, mahasiswi salah satu perguruan tinggi di BaliHal senada diungkapkan I Putu Karmana, 21Mahasiswa Universitas Udayana tersebut menyatakan sempat mengikuti talk show yang diagendakan Anand AshramNamun, remaja yang akrab disapa Karma itu memilih tidak mengikuti sesi meditasi dan yoga lantaran memang tidak suka mengikuti kegiatan tersebut(jpnn/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Warga Sebatik yang Lahan Tempat Tinggalnya Berbagi dengan Negara Lain
Redaktur : Soetomo Samsu