jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Commonwealth menghadirkan Tyme Digital yang sangat memanjakan nasabah.
Dengan Tyme Digital, nasabah yang membuka rekening hanya memerlukan waktu sepuluh menit.
BACA JUGA: BSN Ajak Mentan Susun Standarisasi Mutu Pangan
''Kami mengadakan riset kenapa sih orang malas sekali ya ke bank, terutama milenial. Jawabannya selalu karena rumit, kaku, nunggunya lama, dan harus bolak balik,'' kata Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati di Jakarta, Rabu (2/8).
Dia menambahkan, hal itu masih diperparah dengan keharusan nasabah mengantre dan waktu tempuh ke bank.
BACA JUGA: ICEEI 2017, Hadirkan Produk Muktahir dari Kota Shenzen Â
''Jadi kami hadir benar-benar dekat dengan kehidupan sehari-hari nasabah untuk memastikan akses yang luas. Hal ini kami yakini dapat membuat nasabah merasa lebih nyaman untuk memenuhi kebutuhan finansialnya,'' imbuhnya.
Lauren menjelaskan, proses pembukaan tabungan dilakukan secara digital.
BACA JUGA: Biaya Ekspor Furnitur Semakin Murah
''Artinya, tidak perlu mengantre di kantor cabang, paperless dan seluruh proses sudah termasuk pendaftaran, verifikasi, penerimaan kartu ATM hingga pengaktifan layanan mobile banking dan internet banking,'' kata Lauren.
Proses itu, kata Lauren, hanya memerlukan KTP dan NPWP tanpa proses mengantre maupun mengisi formulir di bank. '
'Jadi, ini proses dari awal sampai dapet kartu ATM dan aktivasi hanya sepuluh menit, bukan sepuluh menit terus tunggu lagi satu minggu,'' tuturnya.
Karena kecepatannya itu, mereka memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai platform pembukaan rekening pertama di Indonesia secara digital end-to-end.
Tyme Digital berbentuk mirip seperti ATM yang dapat ditemukan di tempat-tempat seperti supermarket, restoran dan pusat perbelanjaan.
Hal ini merupakan salah satu visi Bank Commonwealth untuk meningkatkan jumlah masyarakat Indonesia mencapai kondisi inklusif secara finansial.
''Yang namanya inklusif itu memberikan akses. Jadi, kami (bank) yang harus mendekat. Bukan dekat berarti buka cabang di dekat mereka, tapi di tempat masyarakat Indonesia melakukan kegiatan sehari-harinya,'' katanya. (dew)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jual Kerupuk Jengkol, Sebulan Kantongi Rp 35 Juta
Redaktur & Reporter : Ragil