Tak Perlu Pansus jika Hanya Minta Nonaktif

Soal Keputusan Rapat Intern Pansus Agar Boediono dan Sri Mulyani Nonaktif

Jumat, 18 Desember 2009 – 14:36 WIB
JAKARTA - Keputusan Panitia Khusus (Pansus) Angket Bank Century yang meminta Boediono dan Sri Mulyani nonaktif ternyata dianggap bukanlah langkah yang luar biasaSeharusnya, Pansus membuat keputusan yang lebih besar ketimbang hanya sekadar meminta nonaktif.

"Rekomendasi Pansus agar Boediono dan Sri Mulyani nonaktif adalah langkah atau konsekuensi yang terlalu kecil dari sebuah forum pansus yang sesungguhnya sangat mewah," ujar pengamat hukum tata negara, Irman Putra Sidin kepada JPNN, Jumat (18/12).

Menurut Irman, jika hanya sekadar nonaktif itu sangat tidak seimbang

BACA JUGA: Idrus Marham Ingin Seperti Romy Rafael

Sebab pada prinsipnya, wapres tidak memiliki tugas langsung yang diberikan UUD maupun UU
Oleh karenanya, kalau presiden sudah tidak memberinya tugas, maka dengan sendirinya dia bebas tugas

BACA JUGA: Aktivis Dilarang Cek Jasad Jenderal Kwalik

"Karenanya, seharusnya rekomendasi nonaktif disuarakan bukan dengan baju pansus, tetapi memakai baju parpol masing-masing secara bersama-sama," kata Irman.

Irman menegaskan, jika pansus atau DPR terlalu sering mengeluarkan himbauan atau rekomendasi, maka justru hanya dianggap angin lalu oleh eksekutif
Irman justru mengkhawatirkan kewibawaan DPR bisa semakin hancur karena terlalu sering membuat rekomendasi

BACA JUGA: Transaksi di Bank Century Melonjak saat Pemilu



Karena itu, seharusnya pansus mengeluarkan keputusan yang lebih berwibawa dan tepat sasaran sebagai salah satu hak yang dimiliki legislatif."Pansus itu adalah alur metamorfosa impeachmentItulah yang paling ideal dan paling imbang," tegas Irman(har/jpnn/ara)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajudan Kelly Kwalik jadi Tersangka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler