Tak Pintar Garap Isu, Prabowo Sulit Menang

Selasa, 06 Mei 2014 – 12:09 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Prabowo Subianto harus mencari cawapres yang benar-benar tepat. Selain itu, calon presiden dari Partai Gerindra itu juga harus pintar menggarap isu terkini jika ingin memenangi Pilpres.

Sebab, berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Prabowo cenderung kalah dipasangkan dengan nama-nama yang sudah beredar. Di saat yang sama, dipasangkan dengan siapapun, Jokowi akan menang.

BACA JUGA: Istana Enggan Tanggapi Pemanggilan KPK terhadap SBY-Ibas

Menurut Direktur Pollcomm Institute, Heri Budianto, temuan SMRC ini cukup unik dan menarik. Sebab tercermin dari survei ini, angka elektoral Prabowo cukup baik dan tinggi bila dipandang secara personal. Namun begitu Prabowo dipasangkan dengan cawapres, maka justru suaranya malah turun.

Dalam survei SMRC yang dirilis Minggu (4/5) lalu (4/5), elektabilitas Joko Widodo mencapai 47,1 persen; Prabowo Subianto 32,1 persen; Aburizal Bakrie 9,2 persen; dan 11,5 persen responden menyatakan tidak tahu. Suara Prabowo yang cukup siginifikan ini malah menurun bila dipasangkan, misalnya dengan Hatta Rajasa, yang menjadi 27,4 persen.

BACA JUGA: Ratu Tatu Temani Atut di Ruang Sidang

Masih dalam simulasi SMRC dengan menyebutkan dua pasangan capres yang terdiri dari Jokowi dan Prabowo, maka ditemukan juga angka menarik. Dukungan pada Jokowi secara personal mencapai 51,6 persen, sementara dukungan pada Prabowo secara personal mencapai 35,7 persen. Nah, bila dipsangkan dengan Mahfud MD, dukungan untuk pasangan Jokowi-Mahfud menjadi 52 persen, sementara Prabowo-Ahmad Heryawan harus puas dengan angka 32,8 persen, atau turun sekitar 2,9 persen.

Bila Jokowi dipasangkan dengan Jusuf Kalla, suaranya naik menjadi ke 52,4 persen, sementara bila Prabowo dipasangkan dengan JK suaranya turun menjadi 32,4 persen. Bila Jokowi dipasangkan dengan Dahlan Iskan, maka suara Jokowi naik menjadi 52 persen, sementara suara Prabowo-Dahlan Iskan turun menjadi 32,8 persen.

BACA JUGA: Penuhi Panggilan KPK, Menag Belum Tahu yang Dipersoalkan

"Simulasi demikian sangat rentan di dalam satu sisi karena peta politik bisa berubah. Tapi data itu jelas menunjukkan Jokowi dipasangkan ke siapapun pasti menang," kata Heri, Selasa (6/5).

Heri juga memprediksi, jika pasangan capres-cawapres hanya berjumlah tiga saja, kemungkinan besar Jokowi akan menang pilpres dengan satu putaran saja.

"Kalau kondisi sekarang, Jokowi dengan pasangan siapapun, itu pasti menang," ujarnya.

Walau demikian, Heri mengatakan, masih ada waktu bagi masing-masing bakal capres untuk memilih bakal cawapres yang pas. Dia juga menyatakan masih ada waktu juga bagi para kontestan itu untuk meningkatkan elektabilitas mereka.

Bagi Heri, para bakal capres harus mulai mau bicara soal masalah yang dihadapi masyarakat dan menyampaikan solusi. Misalnya terkait isu sodomi dan predator seksual yang belakangan ini menarik perhatian masyarakat.

"Dengan situasi predator seksual itu, orang sudah muak dan ingin ada yang bisa menyelesaikan masalah itu. Kalau Prabowo peka, dia bisa memainkan isu itu. Begitu juga dengan Jokowi," tandasnya.(ysa/rmol/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditanya Kesiapan Jalani Sidang Perdana, Atut Bilang Alhamdulillah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler