Tak Tahu Malu, Usir Istri dari Rumah Warisan Mertua

Selasa, 21 Februari 2017 – 05:30 WIB
Tak Tahu Malu, Usir Istri dari Rumah Warisan Mertua. Ilustrasi Gilang/ Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Enggak mau hidup sengsara seperti dulu, Donjuan, 40, memilih molor proses sidang gugatan cerainya sampai lima tahunan.

Tak tahu malunya, Donjuan tetap memakai mobil Fortuner dan rumah milik mertuanya untuk aktivitas sehari-hari.

BACA JUGA: Banyak Janda Baru di Kutai Timur

Umi Hany Akasah - Radar Surabaya

Ironisnya, istrinya, Karin, 38, yang harus hengkang dari rumah warisan orang tuanya di kawasan Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

BACA JUGA: Lirikan Maut Suami yang Doyan Wanita Seksi

Kini, ia harus tinggal di rumah orang tuanya di Keputih bersama dua putrinya.

”Suami saya itu sombongnya minta ampun. Saya dan anak diusir dari rumah sendiri. Pas saya minta gugat cerai dia malah masih enak­enakan tinggal di sana,” kata Karin di sela­sela sidang gugatan cerainya yang ke 30 di Pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya, Senin (20/2).

BACA JUGA: Rumah Sendiri Dijadikan Tempat Selingkuh Suami

Persoalan harta gana gini bikin proses sidang molor. Donjuan bersikukuh untuk mempertahankan rumah tangga karena tidak mau hengkang dari rumah maupun melepas mobil yang dibawa sampai sekarang.

Majelis hakim pun belum bisa memutuskan. Karena meski rumah dan mobil dibeli oleh orang tua Karin, namun proses pembelian dilakukan saat proses pernikahan berlangsung.

”Suami bersikukuh kalau harta didapat setelah menikah itu harta bersama. Padahal, yang beli semuanya itu ayah dan ibu. Mereka jual tanah di kampung, makanya saya pertahankan,” kata Karin.

Sebenarnya segala upaya untuk pembuktian harta warisan berkali-kali dilakukan.

Sayang, ketika putusan berlangsung selalu ganti ketua majelis hakim sehingga persidangan pun berulang dari nol.

Menurut PNS itu, dirinya sebenarnya pernah memberikan bukti jika rumah dan mobil adalah pembelian orang tuanya. Namun, bukti-bukti itu sudah dibawa oleh Donjuan yang waktu itu yang mencari dan membeli rumah dan mobil.

”Tahun 2008 rumah seharga Rp 500 jutaan. Mobilnya tahun 2011 lupa harganya soalnya ayah yang langsung transfer ke rekening suami,” jelasnya.

Karin mengaku ingin segera pisah karena suaminya malas dan sering mengandalkan dirinya untuk kebutuhan sehari-hari.

”Gaji suami sebagai kepala cabang koperasi di Sidoarjo gede, tapi dia itu malas,” jelasnya.

Sementara itu, Donjuan mengaku merasa memiliki rumah dan mobil yang dibeli selama pernikahan.

”Uangnya memang dari sana, tapi kan saya yang wira-wiri cariin rumah dan mobil. Saya juga yang pakai ya berarti milik saya dong,” kata Donjuan.

(*/no/jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Rumah Rp 1,1 Miliar yang Dibelikan Mertua


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler