Tak Tanggung-tanggung, Panglima TNI Sampai Mengerahkan 63 Ribu Prajurit

Senin, 26 Juli 2021 – 16:05 WIB
Tangkapan Layar Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) menyampaikan keterangan terkait penanganan COVID-19 saat jumpa pers di Jakarta, Senin (26/7/2021). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)

jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengerahkan hingga 63.000 prajurit TNI menjadi tenaga pelacak (tracer) orang-orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19.

Menurut Panglima, pengerahan itu merupakan upaya TNI membantu pemerintah meningkatkan rasio tracing (pelacakan) sehingga penyebaran COVID-19 dapat cepat terkendali.

BACA JUGA: Angka Kematian Meningkat Signifikan, Puan Mengingatkan Pemerintah

Ada dua cara yang akan ditempuh TNI dalam melacak mereka yang kontak erat dengan pasien COVID-19, yaitu cara manual dan digital.

Pelacakan secara digital akan menjadi langkah pertama yang dilakukan para tracer dari TNI.

BACA JUGA: Pemerintah Perpanjang PPKM, Presiden Dengar Seruan Partai Demokrat?

Para prajurit yang bertugas sebagai tracer nantinya akan menerima pemberitahuan/notifikasi dari Dinas Kesehatan di masing-masing wilayah.

Kemudian, petugas akan menghubungi dan mewawancarai warga lewat aplikasi pengirim pesan Whatsapp atau telepon.

BACA JUGA: Pilkades di 18 Desa di Pariaman Terpaksa Ditunda, Bukan Karena COVID-19

Jika cara digital itu tidak dapat dilakukan, maka para tracer yang di antaranya merupakan anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), akan langsung mendatangi rumah-rumah warga yang dicurigai melakukan kontak erat pasien COVID-19 dan melakukan wawancara.

Setelah wawancara, para anggota tracer akan melapor ke Puskesmas di tingkat desa.

Laporan itu diteruskan ke Dinas Kesehatan di tiap kabupaten/kota dan provinsi, kemudian ke tingkat pusat agar dapat masuk ke laporan nasional.

Terkait dengan pelaksanaan tracing secara digital, Panglima TNI menyampaikan anggotanya telah mendapatkan pelatihan secara virtual.

Dalam pelatihan itu para anggota TNI mempelajari cara kerja aplikasi Silacak yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan RI.

TNI juga telah menggelar simulasi pelacakan kontak erat pasien COVID-19 secara digital.

Tidak hanya anggota TNI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengerahkan 7.000 tracer tambahan.

Panglima menyampaikan pengerahan total puluhan ribu tenaga tracing itu merupakan bagian dari penerapan konsep perang semesta melawan pandemi COVID-19.

“Kalau disamakan dengan konsep perang semesta, BNPB ini dari komponen masyarakat yang diperbantukan secara total. Saya yakin dengan konsep semesta ini, keinginan kita semua menekan kasus aktif bisa terealisasi sampai ke angka paling rendah,” ujar Panglima TNI saat jumpa pers di Jakarta, Senin (26/7).

Panglima kembali mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Di antaranya memakai masker.

“Walaupun kita sudah divaksin baik yang pertama maupun kedua, saya harap masyarakat terus semangat menggunakan masker. Ingat, masker akan melindungi kita dari paparan COVID-19,” pungkas Panglima.(Antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler