Takhta Kerajaan Thailand Bakal Kosong, Entah Sampai Kapan..

Senin, 17 Oktober 2016 – 07:31 WIB
Maha Vajiralongkorn. Foto: AFP

jpnn.com - BANGKOK - Putra mahkota Kerajaan Thailand, Maha Vajiralongkorn memastikan belum mau naik takhta. Vajiralongkorn mengungkap butuh waktu berduka usai Raja Bhumibol Adulyadej meninggal Kamis (13/10) kemarin.

Vajiralongkorn ingin proses kremasi mendiang Raja Bhumibol tuntas. Dia sendiri meminta kremasi raja dilakukan setelah setahun masa berkabung selesai.

BACA JUGA: Kelakuan Donald Trump Bikin Ibu Negara Geram

Kepastian penundaan naik takhta ini diungkapkan Wakil Perdana Menteri Thailand Wissanu Krea-ngam. Pada Sabtu malam (15/10), Vajiralongkorn menemui dewan penasihat yang dipimpin mantan PM Thailand, Prem Tinsulanonda. Kepada orang kepercayaan Bhumibol tersebut, Vajiralongkorn memastikan bakal menjalankan kewajibannya sebagai raja. Tetapi tidak sekarang. 

Selama belum ada penobatan raja, tugas-tugas raja diwakilkan kepada Prem. Usia Prem sendiri tidak lagi muda, 96 tahun. "Dia (Vajiralongkorn) meminta rakyat tidak bingung maupun khawatir dengan pemerintahan maupun suksesi,’’ ujar PM Thailand Prayuth Chan-o-Cha dalam siaran televisi pada Sabtu lalu. ’’Ketika upacara keagamaan dan pemakaman telah berlalu beberapa waktu, itulah waktu yang tepat untuk memproses (kenaikan takhta),’’ tambahnya.

BACA JUGA: Mengharukan, Kembar Dempet Kepala Berhasil Dipisah

Junta militer memastikan perekonomian Thailand berjalan seperti biasa. Kemarin (16/10), meski mayoritas penduduk masih mengenakan baju hitam, pusat perbelanjaan, pasar, bioskop, dan bahkan bar-bar dibuka. Distrik-distrik merah juga sudah buka. Hampir seluruh perempuan yang menjajakan diri di kawasan hiburan malam itu mengenakan dress hitam. 

"Pasar (saham) harus terus melambung. Tidak ada seorang pun yang berani melakukan apa pun yang mengakibatkan masalah untuk negara ini,’’ kata Kepala Peneliti di CIMB Securities Kasem Prunratanamala.

BACA JUGA: Hiburan Dikurangi, Alkohol Dibatasi, Thailand Siap Berkabung

Di pihak lain, pemerintah menegaskan bahwa media yang menginformasikan detail kematian raja harus mendapatkan persetujuan dulu. Tidak diizinkan kritik maupun analisis apa pun. Operator telekomunikasi AIS, Total Access Communication Pcl, dan True Move meminta para pelanggannya melapor jika ada tulisan maupun video di internet yang menghina keluarga kerajaan.

Langkah para operator tersebut merupakan permintaan Komisi Telekomunikasi dan Penyiaran Nasional (NBTC) Thailand. (reuters/washington post/sha/c14/sof/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangankan Jokowi, Obama pun Ikut Kagum


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler