Takut Diganggu, BPMigas Gandeng TNI

Kamis, 06 Januari 2011 – 19:23 WIB
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BP Migas dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (6/1). Dari kiri, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Sekjen Kemenhan Marsekal Madya Eris Herryanto, Wakil Kepala BPMigas Hardiono, dan Kepala BP Miga R Priyono. Foto: Yud/JPNN

JAKARTA – Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) menggandeng Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk pengamanan kegiatan hulu Migas di IndonesiaPengamanan dianggap sebagai hal penting, mengingat wilayah operasi perminyakan mayoritas terletak di daerah terpencil serta perbatasan.

Kerjasama BPMigas dengan Kemenhan ditandai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman oleh Wakil Kepala BPMigas, Hardiono dan Sekjen Kemenhan Marsekal Madya Eris Herryanto di Jakarta, Kamis (6/1)

BACA JUGA: Toshiba Andalkan Produk TV LCD

Menyaksikan penandatanganan MoU, Kepala BPMigas R Priyono dan Menhan Purnomo Yusgiantoro


‘’Kesepakatan ini akan meningkatkan keamanan di daerah operasi migas di seluruh Indonesia, mengingat wilayah operasi perminyakan mayoritas terletak di daerah terpencil, bahkan wilayah perbatasan,’’ ucap Priyono melalui siaran persnya.

Lapangan yang berada di perbatasan itu, sebut priyono, seperti lapangan Abadi (blok Masela) yang dikembangkan Inpex di Maluku Tenggara Barat

BACA JUGA: Dahlan Bunuh Empat Pembangkit

Blok ini berbatasan langsung dengan Australia
Kemudian lapangan Migas di Kalimantan Timur yang juga berbatasan langsung dengan Malaysia

BACA JUGA: Cukai Rokok Lebih Besar Dari Pajak Freeport

‘’Kami ingin kedaulatan energi berdampingan dengan kedaulatan teritorial,’’ imbuhnya.

BPMigas, kata dia, akan memanfaatkan secara maksimal fasilitas sumber daya yang dimiliki Kemenhan maupun TNI, untuk pengamanan industri hulu MigasJika dibutuhkan, ungkapnya, BPMigas juga akan mengembangkan dan membangun fasilitas yang diperlukan‘’ Yang penting, keamanan pelaksanaan kegiatan hulu Migas ke depan bisa terjamin,’’ tukasnya.

Selain dengan Kemenhan, BPMigas juga menjalin kerjasama dengan TNI Angkatan Laut untuk pengamanan dan pengawasan fasilitas industri hulu Migas di lepas pantaiAlasannya, gangguan keamanan seperti pencurian peralatan operasi maupun pelanggaran batas pengambilan ikan oleh nelayan asing maupun tradisional, dapat menghambat kegiatan operasi.

‘’ Saat ini, terdapat 24 kontraktor kontrak kerja sama offshore yang sudah produksi, tersebar mulai dari perairan Aceh sampai dengan PapuaTingkat kerawanan akan semakin meningkat untuk kontraktor yang wilayah kerjanya berada di perbatasan laut dengan negara lain,’’ terang Priyono.

Dengan kerja sama tersebut, TNI Angkatan Laut akan mendukung BPMigas untuk menghindari terjadinya teror ataupun sabotase terhadap fasilitas Migas di lepas pantaiTNI AL juga akan membantu pemetaan fasilitas industri hulu Migas, mengamankan kegiatan survei, serta menetralisasi ranjau pada wilayah kerja migas di laut lepas

Kemenhan menyambut baik adanya kerjasama iniMenurut Marsekal Madya Eris Herryanto, sebagai obyek vital nasional, industri tentunya wajib dilindungiKerja sama ini, harapnya, juga bisa mencegah terjadinya kegiatan ilegal dan pelanggaran terhadap batas wilayah.

‘’Potensi sengketa perbatasan cukup tinggiApalagi, industri Migas memiliki nilai strategis,” imbuhyaSebagai langkah awal tambahnya, Kemenhan segera menentukan lokasi-lokasi penempatan satuan TNI yang dibutuhkan untuk mengamankan kegiatan hulu Migas(yud/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saham Perbankan Dongkrak Indeks


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler