Takut Dikeroyok 4 Negara

Kamis, 02 September 2010 – 08:41 WIB
JAKARTA - Opsi konfrontasi dengan Malaysia, dipandang memang harus menjadi pilihan terakhir bagi pemerintahSebab, jika upaya konfrontasi dipilih, bukan mustahil Indonesia akan kalah.

Peneliti Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) LIPI dan The Indonesian Institute, Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, warga Indonesia bisa saja bermodal semangat dalam kampanye ganyang Malaysia

BACA JUGA: Pidato SBY Datar, Malah Puji Malaysia

Tetapi, jika dikalkulasi secara realistis, Malaysia memiliki kekuatan militer yang selevel di atas Indonesia.

Apalagi pula, Malaysia adalah anggota aliansi Five Power Defence Arrangements (FPDA) bersama dengan Singapura, Selandia Baru, Australia, dan Inggris
"Jika Malaysia mengaktifkan klausul bahwa serangan atas satu negara anggota akan merupakan serangan terhadap anggota aliansi lainnya, Indonesia bisa dikeroyok empat negara lain," kata Jaleswari.

Dalam hal ini, jika Inggris terlibat dalam konflik, persoalan jadinya akan meluas

BACA JUGA: Menlu Dikado Bikini Merah Jambu

Sebab, Inggris merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang juga punya klausul sama.

Di sisi lain, walaupun teknologi persenjataan Malaysia lebih modern, namun memang konfrontasi bersenjata tidak hanya ditentukan oleh teknologi dan jumlah alutsista
"Masih banyak elemen yang menentukan kemenangan perang, seperti kepemimpinan, strategi, jumlah pasukan, dan kondisi psikologis prajurit," kata dia.

Jaleswari lantas merekomendasikan agar pemerintah RI memberlakukan shock therapy kepada Malaysia

BACA JUGA: SBY Tak Mau Konfrontasi

Bentuknya katanya, bisa dengan memberlakukan ancaman pemutusan kerjasama di bidang ekonomi, atau tindakan yang lebih keras di perbatasan Malaysia"Selain itu, Indonesia juga bisa menggunakan forum ASEAN untuk menyelesaikan perselisihan antar anggotanya tersebut," ujar dia(zul-jp)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY: Makin Dekat Makin Banyak Masalah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler