Takut Meledak, Kembali ke Mitan

Senin, 12 Juli 2010 – 04:39 WIB
BANYUWANGI - Santernya pemberitaan di media massa tentang berbagai peristiwa kecelakaan yang diakibatkan oleh meledaknya gas dari tabung 3 kilogram, ternyata, sedikit banyak berdampak pada penurunan permintaan dari konsumen untuk tabung 3 kilogram tersebut.

Seperti diungkapkan oleh Sukarsih, 37, warga Jalan Argopuro, Kelurahan Sukowidi, Kecamatan Kalipuro Pemilik toko yang juga merupakan pengecer gas elpiji ukuran 3 kilogram sekaligus pengecer minyak tanah, ini menyatakan, sejak sekitar dua minggu terakhir, permintaan gas elpiji ukuran 3 kilogram cenderung menurun

BACA JUGA: Libur Terakhir, Bandara Soetta Padat

Padahal, dia sudah menurunkan harga jual dari Rp 13 ribu per-tabung, menjadi Rp 12 ribu per-tabung
"Penurunan pembelian elpiji sudah terjadi sekitar dua minggu terakhir

BACA JUGA: Kejagung Surati Kejati se-Indonesia

Saat ini, penurunan tingkat pembelian dari konsumen mencapai lima puluh persen," ucap Sukarsih.

Sukarsih menjelaskan, penurunan permintaan elpiji ukuran tiga kilogram tersebut diakibatkan oleh banyaknya warga kembali beralih menggunakan minyak tanah untuk keperluan memasak setiap sehari-hari
"Banyak pembeli yang kembali menggunakan minyak tanah untuk memasak

BACA JUGA: Pansel Lamban, KY Terancam Kosong

Mereka mengaku takut menggunakan gas elpiji dengan ukuran tabung tiga kilogramSebab, mereka sering mendengar berita meledaknya tabung tiga kilogram itu,"ujarnya.

Bahkan, sejak sekitar seminggu yang lalu, Sukarsih sendiri juga beralih menggunakan minyak tanahPadahal, menurut Sukarsih, jika memasak menggunakan elpiji, biayanya jauh lebih hematTetapi dia tetap memilih menggunakan minyak tanah untuk memasak, sebab dia khawatir kejadian meledaknya tabung gas, juga terjadi padanya.

Sebaliknya, sejak permintaan gas elpiji mulai menurun, permintaan minyak tanah di toko milik Sukarsih justru semakin meningkatJika sebelumnya dia hanya mampu menjual minyak tanah sebanyak 25 liter per minggu, sejak sekitar dua minggu belakangan, penjualan minyak tanah di tokonya mencapai 50 liter perminggu"Selain banyak warga yang kembali menggunakan minyak tanah, ternyata, banyak juga yang memilih menggunakan kayu bakar untuk untuk keperluan memasak sehari-hari," jelas Sukarsih.

Ementara itu, Sakur, 39, warga Jalan Karimunjawa, Lingkungan Manggisan, Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi, yang juga merupakan pengecer minyak tanah dan gas elpiji ukuran tabung 3 kilogram, menjelaskan, permintaan minyak tanah, maupun permintaan elpiji di tempatnya tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Pria yang juga menjadi pengecer Harian Jawapos di simpang empat Sukowidi ini menjelaskan, walaupun banyak pembeli yang merasa khawatir, tetapi, pembeli tersebut tetap membeli elpiji, karena dirasa jauh lebih hemat"Asalkan pembeli tersebut teliti dan tahu bagaimana cara mengatasi jika ada tabung maupun selang yang bocor, insyaallah akan aman," ucap Sakur.

Menurut Sakur, dia mampu menjual sebanyak 8 tabung elpiji ukuran tiga kilogram, dan 50 liter minyak tanah perhari"Penjualan minyak tanah cenderung tetap, begitu pun dengan elpijiTidak ada peningkatan ataupun penurunan yang berarti," jelas Sakur.(mg4/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jerman Butuh 7 Ribu Tenaga Perawat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler