Talkshow Bersama Gus Miftah, Mentan Syahrul Bicara Persiapan Pangan Ramadan 2021

Sabtu, 13 Februari 2021 – 13:18 WIB
Syahrul Yasin Limpo. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan persiapan dan kesiapan kebutuhan pangan nasional dilakukan secara menyeluruh menjelang datangnya bulan suci Ramadan 2021.

Persiapan itu di antaranya dengan mengintervensi sistem distribusi, yakni mendekatkan stok pangan yang ada ke seluruh pasar-pasar di tiap daerah.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo Sebut Ekspor Sarang Walet Makin Diminati

"Pertama, kami melakukan intervensi dengan mendekatkan stok kita ke pasar. Lalu mendekatkan sentral komoditas yang dibutuhkan di seluruh daerah,” kata Mentan Syahrul dalam talkshow bersama Gus Miftah, Jumat (12/2).

“Kedua, kedua Kementan bersama Kemendag akan melakukan operasi pasar. Konsolidasi ini sudah kami persiapkan dari sekarang," tambahnya.

BACA JUGA: Anggota Komisi IV DPR: Seharusnya Anggaran Kementan Ditambah, Bukan Malah Dikurangi

Mentan Syahrul mengatakan ibadah bulan suci tidak boleh diganggu atau bersoal dengan kecukupan pangan.

Karena itu, ia menegaskan, semua upaya akan dilakukan pemerintah agar masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa secara nyaman dan aman.

BACA JUGA: Mentan SYL Beber Strategi Pembangunan, DPR Apresiasi Kinerja Pertanian

"Yang pasti tidak boleh membuat harga mahal sehingga rakyat kita tidak bisa makan, tetapi juga tidak boleh bergantung pada impor. Oleh karena itu semua upaya harus dilakukan," paparnya.

Mentan Syahrul mengatakan secara umum pihaknya sudah menyediakan 11 kebutuhan bahan pokok secara baik, antara lain beras, minyak goreng, cabai, bawang, gula, telur serta ayam potong. Untuk kebutuhan daging, stoknya yang terbatas hanya pada daging segar.

Menurut Mentan Syahrul, berdasar data yang dimilikinya stok daging beku cukup untuk bertahan sampai bulan ke depan.

“Kami punya kekurangan daging 200 ribu ton, sementara yang dimakan 600 ribu ton lebih dan ketersediaan hanya 400 ribu ton. Yang pasti tidak boleh bergantung. Oleh karena itu sesuai arahan Bapak Presiden (Joko Widodo) kami harus memperkuatnya dengan upaya yang ada," katanya.

Karena itu, Mentan memerintahkan seluruh jajaran Kementan untuk memantau semua pergerakan komoditas pangan naaional, baik yang berkaitan dengan harga maupun dengan sistem distribusi.

"Makanya bicara pertanian itu tidak bisa bicara di atas kertas, harus mencium aroma lapangan. Setiap daerah kan memiliki iklim, kontur dan spesifikasi yang berbeda. Dari Aceh sampai Papua tidak akan sama. Pertanian itu akan berkait dengan cuaca dan bencana alam. Oleh karena itu pendekatannya harus melihat langsung situasi secara rutin," tutupnya. (*/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler