Tanam Ubi Jalar di Lahan Tidur, Perkuat Produk Pangan

Sabtu, 31 Agustus 2019 – 04:20 WIB
Ubi jalar. Foto: Hellosehat

jpnn.com, JAKARTA - Pemanfaatan ubi jalar sebagai bahan pangan alternatif bisa digenjot dengan memaksimalkan lahan tidur ataupun hasil pembagian lahan oleh pemerintah. Selain itu, ubi jalar juga berpotensi sebagai bahan industri pangan yang memiliki nilai ekonomi seperti saus tomat.

Sayangnya, program redistribusi lahan itu kerapkali tak memberikan efek ekonomi bagi para petani maupun perbaikan rantai pasok pangan. 

BACA JUGA: Persaingan Industri Saus Tomat Makin Ketat

Karena itu lahan hasil redistribusi tak jarang kembali menjadi lahan tidur, ataupun dicaplok usaha properti hingga pertambangan.

Di sisi lain, Indonesia selalu berkutat dengan isu rentannya ketahanan pangan nasional. Seharusnya, lewat program redistribusi lahan tersebut, terjadi peningkatan produktivitas komoditas pertanian.

BACA JUGA: Lima Hari Tertimbun Salju, Pria Ini Selamat Berkat Saus Sambal

Pakar Teknologi Pangan Universitas Sahid Giyatmi Irianto menuturkan penguatan sektor pangan, tak melulu menggubah lahan jadi pertanian padi.

Sebab, banyak tanaman pangan alternatif yang lebih mudah digarap maupun memiliki potensi ekonomi lebih besar, seperti ubi jalar.

BACA JUGA: Gemar Makan Ubi Jalar? Ini 5 Manfaatnya

“Sebagai bahan pangan, ubi jalar tentu makanan pokok alternatif. Selain itu ubi jalar bisa diolah sebagai bahan baku industri, khususnya subtitusi bahan impor,” kata Giyatmi.

Saat ini, ubi jalar marak digunakan pelaku industri pangan olahan, terutama saus tomat. 

“Mereka mensubtitusi tomat yang kadang juga diimpor, dengan ubi jalar karena pasokan lebih stabil. Selain itu, ternyata konsumen lebih memilih saus tomat dengan bahan subtitusi ubi jalar ini,” terang Giyatmi.

Industri saus tomat baik domestik maupun impor terus bertumbuh. Merujuk Database Comtrade PBB, ekspor kecap tomat dan saus tomat lainnya di seluruh dunia mencapai US$1,69 miliar pada 2013.

Di sisi lain, persaingan domestik produk saus tomat memang berlangsung ketat. Produsen multinasional seperti Heinz, Unilever, dan Delmonte saling sikut memperebutkan pasar sempit saus tomat.

Heinz yang dikenal dengan Heinz ABC Indonesia hadir setelah mengakuisisi dan menyisakan saham 35 persen ABC Central Foods, Unilever telah menjajal bisnis saus setelah memperkenalkan merek Jawara pada tahun lalu. 

Sedangkan Delmonte International tercatat sebagai pemain bisnis saus tomat di Indonesia sejak hampir sedekade lalu. Saus ABC dan Delmonte bersaing ketat sebagai penguasa pasar saus tomat di Tanah Air.  

Delmonte meneken kontrak produksi dengan PT Lasallefood Indonesia. Keunggulan itu tak terlepas dari tangan dingin Ipung Kurnia, orang di balik layar Lasallefood Indonesia, yakni PT Suba Indah yang notabene merupakan bagian lini produksi  PT ABC Central Foods. Delmonte berhasil bertransformasi dari ABC Central Foods.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenali Enam Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler