jpnn.com - JAKARTA - Wakil Direktur Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) untuk Indonesia Edimon Ginting mengatakan, pertanda membaiknya kondisi perekonomian Indonesia tahun depan, akan mulai terlihat pada semester II tahun ini.
Dia menguraikan, neraca perdagangan Indonesia terus membaik. Depresiasi rupiah ikut membantu ekspor, dan impor juga menurun lebih cepat dibanding ekspor.
BACA JUGA: Tahun Depan Pertumbuhan Ekonomi Membaik, O ya?
"Ini menunjukkan sudah ada shifting barang domestik ke konsumen. Sebagai contoh ekspor mobil Indonesia sudah bagus, tapi ini tidak diiringi kenaikan impor bahan baku mobil, artinya sudah terjadi shifting," jelasnya saat paparan Asian Development Outlook 2015 Update di Jakarta kemarin (22/9).
Selain itu, lanjut Edimon, realisasi anggaran infrastruktur meningkat drastis di semester II. Proyek-proyek infrastruktur pun sudah mulai berjalan. Sementara konsumsi diprediksi tetap stabil. "Konsumsi ke depan ada stabilisasi, dilihat dari mulai adanya perbaikan ritel dan lainnya, mungkin nggak akan segera naik, tapi yang jelas tidak akan turun lagi," lanjutnya.
Edimon mengakui, tahun ini, upaya recovery untuk memulihkan stabilitas ekonomi di dalam negeri ternyata tidak sebaik yang diperkirakan. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester I yang hanya 4,7 persen.
BACA JUGA: KPPU Didorong Usut Praktik Monopoli di Balik Mahalnya Harga Avtur
Selain itu, dampak dari sejumlah upaya reformasi pemerintah seperti pengalihan subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur, masih tertunda.
Dia menyebut, pengalihan dana subsidi BBM ke sektor infrastruktur memang tidak bisa langsung terlihat. Sehingga, sepanjang paro pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang belanja pemerintah dan investasi. Tapi itupun juga tidak terlalu tinggi. (ken/owi)
BACA JUGA: Ditanya Perkembangan KA Cepat Jakarta-Bandung, Menteri Ini Ternyata Bingung, Kok Bisa?
BACA ARTIKEL LAINNYA... GfK Luncurkan Crossmedia Link (GXL) di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi